Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Indonesia, UGM, UNPAD
Kab/Kota: Gunung
Tokoh Terkait
Ramai Akademisi Kritik Jokowi, Stafsus: Wajar, Politik Partisan
Medcom.id Jenis Media: News
Jakarta: Ramai akademisi dari sejumlah perguruan tinggi turun gunung mengkritik Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Jokowi diduga melaksanakan demokrasi secara tak jujur dan cenderung berpihak kepada salah satu pasangan calon pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Protes datang dari sejumlah kampus ternama seperti Universitas Indonesia (UI), mantan kampus Jokowi Universitas Gadjah Mada (UGM), hingga Universitas Padjadjaran (Unpad). Gerakan ini mendorong pemilu yang demokratis dan damai. Para guru besar mewanti-wanti agar tidak tumbuh subur praktik kecurangan pada pemilu. Dalam sepekan berbagai universitas menyuarakan hal yang sama, menyembuhkan demokrasi yang terkoyak. Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi protes dari para akademisi itu sebagai hal yang wajar di negara demokrasi. Menurut dia, pertarungan opini dalam kontestasi politik adalah hal wajar. "Apalagi dalam kaitannya dengan strategi politik partisipan, untuk politik elektoral," kata Ari dikutip dari program Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Senin, 5 Februari 2024. Guru Besar UI Prof Harkristuti Harkrisnowo keberatan dengan pernyataan Ari. Dia menegaskan para guru besar tidak mempunyai kepentingan untuk mendapatkan posisi tertentu ataupun mendukung pasangan calon tertentu. "Kami hanya berharap Indonesia menjalani demokrasi jujur dan adil," kata Harkristuti. (Tamara Aulia Maurens Sanny)
Jakarta: Ramai akademisi dari sejumlah perguruan tinggi turun gunung mengkritik Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Jokowi diduga melaksanakan demokrasi secara tak jujur dan cenderung berpihak kepada salah satu pasangan calon pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.Protes datang dari sejumlah kampus ternama seperti Universitas Indonesia (UI), mantan kampus Jokowi Universitas Gadjah Mada (UGM), hingga Universitas Padjadjaran (Unpad).
Gerakan ini mendorong pemilu yang demokratis dan damai. Para guru besar mewanti-wanti agar tidak tumbuh subur praktik kecurangan pada pemilu. Dalam sepekan berbagai universitas menyuarakan hal yang sama, menyembuhkan demokrasi yang terkoyak.
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi protes dari para akademisi itu sebagai hal yang wajar di negara demokrasi. Menurut dia, pertarungan opini dalam kontestasi politik adalah hal wajar.
"Apalagi dalam kaitannya dengan strategi politik partisipan, untuk politik elektoral," kata Ari dikutip dari program Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Senin, 5 Februari 2024.
Guru Besar UI Prof Harkristuti Harkrisnowo keberatan dengan pernyataan Ari. Dia menegaskan para guru besar tidak mempunyai kepentingan untuk mendapatkan posisi tertentu ataupun mendukung pasangan calon tertentu.
"Kami hanya berharap Indonesia menjalani demokrasi jujur dan adil," kata Harkristuti. (Tamara Aulia Maurens Sanny)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)
Sentimen: positif (100%)