PIKIRAN RAKYAT - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Habiburokhman, menantang Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Hasto Kristiyanto, membuktikan soal tudingan ada paket bantuan sosial (bansos) yang ditumpuk di kantor Partai Golkar Yogyakarta.

Sebaliknya, Habiburokhman mengaku mendapat informasi soal adanya ketua rukun warga (RW) di Jakarta Timur yang mengarahkan warga memilih pasangan calon tertentu dengan imbalan uang Rp50 ribu.

“Silakan saja dibuktikan (soal bansos ditumpuk di kantor Golkar). Saya juga banyak dapet (pesan) WhatsApp sebaliknya, ada ketua RW yang mengatakan kepada warganya di Jakarta Timur agar mencoblos paslon tertentu dan akan mendapat imbalan Rp50 ribu per suara,” kata Habiburokhman di Media Center Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Senin, 5 Februari 2024.

Habiburokhman tidak mau menuduh kubu Hasto yang menjadi dalang pengerahan ketua RW untuk mencoblos salah satu paslon di Pilpres 2024. Dia memilih untuk terlebih dulu mengumpulkan bukti-bukti dan melaporkan ke pihak berwenang.

Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Hasto Kristiyanto.

“Saya enggak mau nuduh tapi saya memilih untuk nanti cari buktinya di lapangan untuk dilaporkan,” ujar Habiburokhman.

Sebelumnya, Hasto mengaku mendapat laporan soal adanya bansos yang ditumpuk di kantor Partai Golkar Yogyakarta. Menurutnya, keberadaan bansos di kantor partai politik merupakan bentuk politisasi untuk memenangkan calon presiden dan calon wakil presiden tertentu.

"Kami menerima laporan ada bansos yang berada di kantor Golkar di DPD Yogya," kata Hasto menjelang debat kelima Pilpres 2024, di Jakarta Conventin Center (JCC), Minggu, 4 Februari 2024.

Lebih lanjut, Sekjen PDIP itu mengingatkan bakal ada dampak negatif dari digunakannya bansos untuk kepentingan elektoral.

"Penyalahgunaan bansos untuk rakyat, untuk kepentingan elektoral itu hanya akan menimbulkan arus balik yang negatif bagi yang menyalahgunakan bansos," ucap Hasto.***