Sentimen
Negatif (79%)
5 Feb 2024 : 03.15

Gerakan Akademisi Dikritik Politisi Pendukung 02, Serikat Pekerja Kampus: Pemimpin yang Baik Melihat Ini Aspirasi

5 Feb 2024 : 10.15 Views 3

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Gerakan Akademisi Dikritik Politisi Pendukung 02, Serikat Pekerja Kampus: Pemimpin yang Baik Melihat Ini Aspirasi


FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Gerakan akademisi di sejumlah kampus di Indonesia yang mengkritik Presiden Jokowi ditanggapi beragam. Ada yang mendukung, ada pula yang mengkritik balik.

Mereka yang mengkritik gerakan akademisi, salah satunya politisi, Fadli Zon. Kader partai Gerindea yang mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming di Pilpres 2024.

Anak buah Prabowo Subianto itu menganggap, para akademisi yang protes pada Jokowi merupakan relawan yang berkedok akademisi.

Ketua Serikat Pekerja Kampus, Dhia Al Uyun mengatakan anggapan demikian tidak bisa ditelan mentah-mentah. 

Mengingat, para akademisi di berbagai kampus. Bergerak menanggapi kondisi demokrasi hari ini. Meminta Presiden Jokowi kembali ke koridor demokrasi.

“Jadi kalau kita melihat kontestasi politik, kita tidak bisa lihat sesempit itu. Kalau dikatakan ada afiliasi politik. Yang jelas ada kesadaran kolektif, apa yang dilakukan Presiden Jokowi itu memang melanggar konsitusi kita,” kata Dhia kepada fajar.co.id melalui Zoom, Sabtu (3/2/2024).

Alih-alih mendeligitmasi gerakan tersebut. Dhia meminta pihak yang mengkritik gerakan itu melihatnya secara objektif.

“Kesadaran itu yang mesti kita lihat secara objektif. Bukan bahwa apa yang dilakukan oleh para akademisi ini seolah hal buruk,” ujarnya.

Baginya, politisi yang baik. Pemimpin yang baik, bakal menerima kritik dari akademisi sebagai sebuah aspirasi.

“Menurut saya penting politisi tidak menolak situasi yang ada. Tapi melihat sebagai apresiasi. Pemimpin yang baik lasti melihat ini aspirasi. Bukan klaim bahwa karena menolak tidak suka. Tidak boleh baperan,” jelasnya.

Jika politisi, dan pemimpin menerima kritik bukan sebagai aspirasi. Bahkan cenderung mendeligitimasi, menurutnya pemimpin tersebut tidak demokratis.

“Dia bukan tipe pemimpin demokratis, kalau tidak mendengarkan aspirasi,” pungkasnya.

Di sisi lain, Dhia mengungkapkan potensi meluasnya gerakan kritik oleh akademisi di berbagai kampus di Indonesia. Jika saja pemerintah tidak melakukan hal kongkrit.

“Ini memang nampaknya akan meluas. Minggu depan juga akan ada kampus yang mendeklarasikan hal sama,” tandasnya.

(Arya/Fajar)

Sentimen: negatif (79.5%)