Sentimen
Positif (100%)
3 Feb 2024 : 22.15

AMIN Siapkan Pendekatan Inovatif untuk Bansos yang Tepat Sasaran dan Efektif

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Politik

3 Feb 2024 : 22.15
AMIN Siapkan Pendekatan Inovatif untuk Bansos yang Tepat Sasaran dan Efektif

Jakarta (beritajatim.com) – Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), berkomitmen untuk memberikan bantuan sosial (bansos) yang lebih inovatif dan tepat sasaran bagi masyarakat miskin di Indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh Prof. Awalil Rizky, Dewan Pertimbangan Timnas AMIN, dalam konferensi pers Program Perlindungan Sosial Paslon AMIN, Jumat (2/2/2024).

Ia menjelaskan bahwa AMIN menyadari bahwa pengentasan kemiskinan tidak hanya dilakukan dengan memberikan bantuan langsung tunai (BLT), tetapi juga dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan berpenghasilan.

“AMIN akan menambah alokasi bansos bagi para penerima agar lebih efektif menanggulangi kemiskinan. Selain itu, dengan adanya integrasi data, bansos akan lebih tepat sasaran dan efisien. Kami juga akan mengembangkan program inovatif agar masyarakat miskin bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan,” ujar Prof. Awalil.

AMIN memiliki visi Indonesia adil makmur untuk semua yang akan diwujudkan dalam misi ‘8 Jalan Perubahan’. Salah satu misinya adalah “Mengentaskan Kemiskinan dengan Memperluas Kesempatan Berusaha dan Menciptakan Lapangan Kerja, Mewujudkan Upah Berkeadilan, Menjamin Kemajuan Ekonomi Berbasis Kemandirian dan Pemerataan, serta Mendukung Korporasi Indonesia Berhasil di Negeri Sendiri dan Bertumbuh di Kancah Global.”

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin per Maret 2023 sebanyak 26 juta orang. Untuk mengatasi kemiskinan, AMIN memiliki program konkret yang bersemboyan ‘Dari buaian sampai lanjut usia’.

Program tersebut antara lain adalah memberikan makanan sehat dan gratis bagi ibu hamil dan balita melalui posyandu; memberikan cuti hamil dan melahirkan bagi ibu disertai cuti ayah; memberikan tunjangan hingga Rp500.000 per bulan bagi ibu yang menjadi kepala keluarga miskin; menyediakan pendidikan usia dini bermutu dengan biaya murah untuk semua balita; menyediakan tempat bermain anak, tempat penitipan anak, dan ruang laktasi di setiap ruang publik; memperbanyak kegiatan seni dan olahraga bagi anak; memastikan semua anak bisa sekolah dari PAUD hingga SMA/sederajat (wajib belajar 1+12 tahun) dan mendapatkan kartu indonesia pelajar (KIP) Plus; memastikan biaya kuliah murah dan gratis bagi keluarga miskin, KIP kuliah plus, voucher kursus/tes bahasa asing hingga Rp3,5 juta per orang untuk persiapan beasiswa; menciptakan 15 juta lapangan kerja, termasuk green jobs; memberikan pra kerja plus dengan bantuan tunai dari Rp600.000 menjadi Rp3 juta per tahun untuk pencari kerja; memberikan bantuan hingga Rp300.000 per bulan bagi lansia, cepat berobat dengan antrean prioritas dan jemput bola pemeriksaan, bantuan renovasi hunian layak bagi lansia hingga Rp5 Juta, dan lainnya.

“Timnas AMIN sangat menyadari bahwa bangsa ini tidak pernah adil dan makmur untuk semua jika kemiskinan tidak ditangani serius,” tegas Prof. Awalil.

Ekonom senior CORE Indonesia Hendri Saparini menyampaikan, bansos masih diperlukan bagi kelompok masyarakat miskin. Akan tetapi, pendekatannya perlu lebih inovatif, terutama dengan menjadikan warga miskin sebagai objek sehingga bisa terlibat langsung dalam pengelolaan bansos dan pada akhirnya mereka bisa bekerja dan berpenghasilan.

“Jangan sampai salah buat strategi. Dari survei kami, anak muda tidak bicara ingin bansos, tetapi lapangan pekerjaan, misalnya lewat program magang. Memang betul sebagian besar masih membutuhkan bansos, tetapi ke depan program bansos perlu lebih inovatif,” kata Hendri.

Oleh sebab itu, menurutnya, penambahan pendapatan melalui lapangan pekerjaan menjadi kunci dalam pengentasan kemiskinan. “Bisa selesaikan kemiskinan dengan memberi lapangan pekerjaan dan penghidupan layak. Selama ini bansos kurang tepat sasaran. AMIN harus ada pendekatan baru. Harus ada new approach [pendekatan baru].”

Hal senada disampaikan Rizal Taufiqurrahman, ekonom Indef. Dia menilai bahwa pengentasan kemiskinan dapat dilakukan dengan mengurangi beban pengeluaran dan menaikkan pendapatannya. Bansos menjadi instrumen untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin. Selain itu, jumlah masyarakat miskin justru terus bertambah sejalan dengan tren peningkatan anggaran bansos dari tahun ke tahun.

“Justru bagaimana orang ditawarkan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan pendapatannya. Justru kenapa sekarang kemiskinan itu sulit dihapus, karena bansos tidak efektif menurunkan angka kemiskinan. Justru efektif [menurunkan kemiskinan] di peningkatan income,” kata Rizal.

Selain itu, Rizal menyoroti persoalan akurasi data yang menjadi permasalah dalam penyaluran bansos. (ted)


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks


Sentimen: positif (100%)