Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: UNAIR, UNESA, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Surabaya
Kab/Kota: Surabaya
Tokoh Terkait
Acara Paslon Lain Sepi, Pengamat: Surabaya Kandangnya Ganjar-Mahfud
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Surabaya (beritajatim.com) – Acara Gebyar Gemoy yang diselenggarakan pendukung capres-cawapres 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di DBL Arena Surabaya pekan lalu sepi. Selain di Surabaya minim pendukung 02, faktor lainnya karena kesiapan panitia yang kurang maksimal.
Pengamat Politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Fahrul Muzaqqi yang menyebut sepinya pengunjung, karena persiapan panitia kurang matang.
“Ketika ada giat yang sepi, bisa jadi karena persiapan yang kurang matang, atau terlalu banyaknya kegiatan semacam itu sehingga overload. Seharusnya mendekati detik-detik akhir itu, timses memperkuat relawan maupun memperluas ceruk pemilih, khususnya milenial dan Gen Z,” katanya, Jumat (2/2/2024).
Menurut Fahrul, seharusnya tim sukses 02 Prabowo-Gibran memperkuat relawan dan memperluas kekuatan, khususnya milenial. “Secara umum, bahwa semakin mendekati hari H pemilihan, memang penting sekali untuk memperkuat relawan maupun basis massa calon pemilih,” tandasnya.
Sementara itu, Pengamat Sosiolog Politik dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Agus Mahfudz Fauzi menyebut panitia tidak mengantisipasi akan minimnya pendukung 02 yang datang ke acara. Sehingga, gedung DBL Arena yang berkapasitas sekitar 5.000 orang, yang hadir hanya ratusan orang.
“Karena pertama, panitia antisipasinya kurang, maksudnya kalkulasi yang menurut panitia itu akan hadir, tetapi tidak hadir secara maksimal,” kata Agus.
Kemudian, lanjut Agus, Surabaya tidak bisa dipungkiri merupakan kandang banteng capres untuk 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Namun, kata Agus, pengerahan relawan bisa dilakukan jika persiapannya disiapkan betul oleh panitia. “Kita pahami Surabaya itu basisnya pendukung 03 (Ganjar-Mahfud), tetapi sekali lagi kalau disiapkan betul oleh panitia tidak akan begitu,” ujarnya.
Menurut Agus, acara semacam itu sebaiknya tidak sepenuhnya dipasrahkan kepada Event Organizer (EO), melainkan tim 02 juga harus menggerakkan pemilih 02. “Intinya adalah memang EO atau panitia itu harus bisa mendeteksi berapa jumlah simpatisan, atau relawan yang pasti. Kemudian, itu dikerjasamakan dengan tim yang bukan bagian dari EO, tetapi dari tim 02 itu sendiri. Tetapi memang 02 di Surabaya itu, pendukungnya tidak sebesar 03 dan 01,” tuturnya.
“Tapi jangan juga mendatangkan massa bayaran. Ini menjadikan hal yang tidak baik dalam artian merugikan (Prabowo-Gibran), seakan-akan ada pendukungnya, ternyata tidak ada di lapangan. Ini yang saya kira perlu dijadikan pembelajaran,” pungkasnya. [tok/aje]
Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks
Sentimen: positif (91.4%)