Sentimen
Presiden Oleng - Negara Dalam Bahaya
Keuangan News Jenis Media: Nasional
Oleh : Sutoyo Abadi
KNews.id –“Filsuf sekaligus sejarawan asal Prancis, Ernest Renan, mendefinisikan bangsa sebagai sebuah kehendak untuk bersatu dan bernegara. Menurut Ernest Renan, bangsa terjadi karena adanya keinginan untuk hidup bersama dengan perasaan setia kawan yang agung. Ia menyebutnya sebagai “Le désir d’etre ensemble”_.
Bangsa Indonesia adalah sebuah kelompok yang berada dalam satu wilayah dalam satu ikatan batin yang kuat untuk bersatu karena memiliki sebuah persamaan sejarah dan cita-cita yang sama.
Sejarah penderitaan yang panjang dijajah bangsa asing, dengan kesadaran yang mendalam penuh harapan keinginan Indonesia merdeka para pemuda Indonesia kumpul bersatu dengan semangat melahirkan sumpahnya , terkenal dengan “sumpah pemuda”
Bulir dan butir sumpah pemuda : “Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia”. “Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia”. Wa “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Dalam rentang waktu yang panjang dengan perjuangan bertaruh nyawa, darah, jiwa dan raga, lahirlah Pancasila UUD 45. Indonesia menyatakan kemerdekaannya para tanggal 17 Agustus 1945.
Perjalanan bangsa ini penuh dengan cobaan terjadinya penghianatan terhadap Pancasila dan UUD 45, silih berganti ingin mengganti dan memusnahkan.
Kekuatan komunis, kapitalis, liberais , individualis, baik dari dalan atau bersekutu dengan asing terus merongrong keutuhan tekad dan semangat indonesia bersatu.
Mereka memiliki kekuatan akan menghancurkan Indonesia menjadi negara barbar, liar agar bisa di huni dan dikuasai manusia Iblis yang asing dari nilai nilai luhur Pancasia dan UUD 45.
Peralihan generasi ( sipil dan militer ) bahkan munculnya seorang presiden buta sejarah, tidak terjaga dari pemahaman , penghayatan sejarah panjang perjuangan Bangsa Indonesia , telah oleng menjual kedaulatan ke bangsa lain. We
Bahkan dengan bangga bukan hanya memberi karpet merah masuknya penjajah gaya baru , bahkan terus menerus melelang negara ini kepada para kapitalis dan saat negara sudah menjadi milik oligarki.
Di alam UUD 2002 saat ini negara sudah kehilangan roh dan sukmanya berubah menjadi negara barbar dan liar. Tanpa ada keajaiban tinggal menunggu wafatnya menuju lang lahat, begara dalam bahaya.
Ke
Penyelenggara negara di berbagai lini dan tingkat semuanya sudah linglung menyimpang dari prinsip-prinsip moral demokrasi, kerakyatan, dan keadilan sosial.
Bahkan saat ini Indonesia sedang di kenadalikan seorangn Presiden yang mental psikologi kejiwaannya sedang mengalami goncangan akut, sehingga telah menimbulkan efek apriori dan paranoid, dihantui oleh perasaan takut salah dan dosa – dosa politiknya serta dosa – dosa pengkhianatannya terhadap rakyat bangsa dan negara.
Secercah harapan tidak boleh putus asa munculnya gerakan perubahan, semoga negara bisa selamat kembali ke kiblat bangsa, sesuai cita cira para pendiri bangsa. (Zs/NRS)
Sentimen: negatif (100%)