Sentimen
Positif (99%)
29 Jan 2024 : 17.03
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Yogyakarta

Gus Mus Tegaskan Pilpres Bukan Urusan Nahdlatul Ulama

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

29 Jan 2024 : 17.03
Gus Mus Tegaskan Pilpres Bukan Urusan Nahdlatul Ulama

PIKIRAN RAKYAT - Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus menegaskan tugas Nahdlatul Ulama (NU) adalah memperbaiki kerja dan berupaya memenangkan Indonesia, bukan memenangkan pasangan calon tertentu di Pilpres 2024.

"Urusannya NU itu memperbaiki kinerja memenangkan Indonesia, bukan memenangkan capres," kata Gus Mus saat memberikan tausiyah dalam Pembukaan Konferensi Besar NU dan Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, Senin, 29 Januari 2024.

Gus Mus mengaku sempat khawatir saat Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan sambutan. Dia sempat berkelakar akan meninggalkan tempat acara jika kedua tokoh tersebut berbicara soal politik.

Akan tetapi, kekhawatiran tersebut tidak terjadi karena Miftachul Akhyar dan Yahya Cholil Staquf tak menyinggung mengenai pilpres. Dia menegaskan, bahwa kontestasi pemilihan presiden bukan urusan NU.

"Saya ini sudah ketir-ketir. Ketika ketua umum pidato, Rais Aam pidato, jangan-jangan nyinggung pilpres. Begitu nyebut pilpres, saya keluar. Itu bukan urusannya NU,” ucap Gus Mus.

“Untungnya tidak (bicara politik),” katanya menambahkan.

Gus Mus berdoa dan berharap Indonesia beserta bangsanya serta NU bersama warganya dirahmati Allah SWT.

"Mudah-mudahan Allah merahmati Indonesia, Allah merahmati NU, Allah merahmati warga NU, Allah merahmati bangsa Indonesia," tutur Gus Mus.

Sementara itu, Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya meminta NU bisa berperan secara nyata. Dia berujar NU tidak boleh bekerja seperti mengejar layangan putus yang hanya ikut beramai-ramai tanpa mendapatkan hasil.

"Kita harus memacu kinerja untuk mengawal kemenangan Indonesia karena di tengah tantangan sejarah berskala peradaban ini Indonesia harus menang supaya kita semua tetap berdaulat," ujarnya.

Sedangkan, Miftachul Akhyar mengingatkan agar pengurus NU dapat mendengar dan menaati keputusan organisasi. “Oleh karena itu di beberapa tempat saya sampaikan, ismau athiu. Sampaikan sam'an wa tho'atan karena itu pun sangat dipesankan Rasulullah SAW," ucap Miftachul Akhyar.

Untuk menegaskan imbauannya, Miftachul Akhyar lantas mengutip Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 7.

"Ingatlah nikmat Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah Dia ikatkan kepadamu ketika kamu mengatakan, ‘Kami mendengar dan kami menaati’. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati,” kata Miftachul Akhyar mengutip Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 7.

"Janji Allah bai’at kita, perjanjian kita, kalau diikuti dengan sami'na wa atho'na ini kata Allah wadzkuru ni'matallah (ingatlah nikmat-nikmat Allah)," ucapnya melanjutkan.***

Sentimen: positif (99.4%)