Sentimen
Positif (88%)
27 Jan 2024 : 14.49
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tokyo

Tokoh Terkait

Berita Televisi dan Radio Tetap Jadi Rujukan Informasi Warga Jepang, Ini Alasannya

27 Jan 2024 : 21.49 Views 2

iNews.id iNews.id Jenis Media: Nasional

Berita Televisi dan Radio Tetap Jadi Rujukan Informasi Warga Jepang, Ini Alasannya

TOKYO, iNews.id - Warga Jepang tetap memilih berita di televisi dan radio sebagai sumber rujukan infomasi ketimbang media sosial di tengah kemajuan teknologi digital. Ini karena sumber informasi yang disampaikan dari televisi dan radio bersumber langsung dari pemerintah sehingga lebih dipercaya, ketimbang media sosial.

Masyarakat internasional saat ini menghadapi kemajuan teknologi dan informasi yang masif di era digital. Melalui internet, masyarakat mendapat kemudahan dalam mangakses informasi dan hiburan. Hal ini menjadi tantangan bagi industri televisi, radio, dan media cetak. 

Namun itu tak berlaku di Jepang di mana pemerintah masih konsisten memberikan informasi primer kepada rakyatnya. Banyak warga Jepang yang mengandalkan media televisi dan radio sebagai sumber rujukan informasi, termasuk kabar paling penting seperti bencana alam, ketimbang media sosial. 

Jurnalis senior yang kini menjabat Direktur Utama Bee Media LLC Haruo Kurasawa mengatakan, televisi dan radio masih menjadi saluran terpercaya bagi rakyat Jepang. Keduanya memberikan informasi secara realtime kepada masyarakat. 

"Siaran televisi menjadi saluran nomor 1 yang sangat terpercaya bagi seluruh lapisan masyarakat. Kemudian radio sangat penting 
meskipun disiarkan suara saja, misalnya saat gempa mengguncang, masyarakat bisa memperoleh informasi yang dibutuhkan. Kemudian informasi yang disalurkan lewat website," kata Kurasawa, saat menyampaikan materi di program Japan East Asia Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS) Indonesia-Japan Young Journalists Exchange, belau lama ini 

Menurut dia, radio juga berperan memberikan informasi kepada personel pasukan Bela Diri Jepang untuk menyalurkan bantuan yang paling dibutuhkan ke daerah gempa bumi di Ishikawa.

"Gempa Ishikawa, khususnya Noto terputus. Untuk mengoperasikan itu, tentara mengangkut bahan bakar untuk stasiun televisi," kata dia. 

Dia menambahkan peristiwa kebencanaan kerap kali dinarasikan berlebih-lebihan sehingga berita mengandung hoaks atau berita palsu. Untuk mengatasi itu, pemerintah Jepang selalu menyiarkan informasi bencana melalui media televisi, radio, dan media cetak. 

"Setiap terjadi bencana yang disebarkan di internet banyak berita hoaks. Meskipun media mengalami penurunan drastis, mereka (penduduk Jepang) terbiasa untuk membaca sehingga penulisan berita tetap dipertahankan di Jepang," ujar pria yang pernah meliput tsunami pasca-gempa Tohoku pada 2011 silam.

Haruo yakin profesi jurnalis tidak akan termakan oleh waktu, sehingga media massa konvensional bisa terus bertahanan di tengah kemajuan teknologi.

"Perubahan digitalisasi media massa tidak bisa diprediksi, kegiatan jurnalis yang fundamental, mendatangi lapangan untuk menghimpun informasi, mengedit informasi, pemeriksaan berita tetap dipertahankan," tuturnya.

Editor : Anton Suhartono

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel:

Sentimen: positif (88.3%)