Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Perum BULOG
Kab/Kota: Kebayoran Baru
Tokoh Terkait
Bansos Bukan Milik Satu Paslon
Kompas.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menilai, pemasangan stiker bergambar pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di kantong beras bantuan sosial (bansos) merupakan penyimpangan.
Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis mengingatkan bahwa beras bansos tidak boleh diklaim oleh salah satu pasangan calon Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Itu satu penyimpangan karena bansos itu bukan milik satu paslon begitu. Bansos itu milik semua paslon kalau mau dikatakan demikian," kata Todung di Media Center TPN, Jakarta, Kamis (25/1/2024).
Baca juga: Rakyat Disebut Bebas Memilih dan Tak Boleh Tersandera Bansos
Todung mengingatkan, bansos adalah program pemerintah yang sudah dianggarkan dalam anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN)
"Seyogianya itu menjadi program yang menjadi miliki pemeirntah, tidak menjadi milik salah satu paslon," kata dia.
Todung pun menyebutkan bahwa TPN Ganjar-Mahfud mempertimbangkan untuk melaporkan pemasangan stiker Prabowo-Gibran itu sebagai dugaan pelanggaran ke Badan Pengawas Pemilu.
"Kami membutuhkan beberapa waktu untuk melakukan penelisikan atau investigasi mengenai hal ini," ujar Todung.
Gambar kantong beras dari Bulog dan Badan Pangan Nasional yang ditempeli stiker pasangan calon Prabowo-Gibran tersebar di media sosial beberapa hari terakhir.
Baca juga: Sebut Pembagian Bansos Bernuansa Politik, Erry Riyana: Terlalu Kentara Ada Maksudnya...
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Ahmad Muzani menilai pemasangan stiker bergambar Prabowo-Gibran di kemasan beras merupakan hal yang lumrah terjadi.
“Itu bisa saja, tetapi saya belum melihat, karena di beberapa tempat juga yang seperti itu terjadi, beras Bulog,” kata Muzani kepada awak media di Media Center TKN, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (25/1/2024).
Adapun Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurti mengatakan bahwa Bulog tidak pernah menempelkan atribut apa pun selain label Badan Pangan Nasional dan Bulog di kemasan beras.
Bayu menyampaikan, beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) sangat mudah didapatkan karena Bulog bekerja sama dengan berbagai jaringan distributor sampai ke ritel modern.
Hal itu dilakukan agar masyarakat mudah untuk mengakses beras tersebut, sehingga program stabilisasi harga beras dapat terlaksana secara masif dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
"Setelah beras dibeli oleh masyarakat, Bulog tidak dapat mengatur apa yang akan dilakukan masyarakat atas beras itu. Tapi yang pasti kita tidak ada membuat atribut apa pun," kata Bayu.
-. - "-", -. -Sentimen: positif (95.5%)