Sentimen
Positif (66%)
26 Jan 2024 : 00.53

Di Balik Prabowo 'Gemoy', TKN: Beliau Lebih Rileks, Dipilih Alhamdulillah, Enggak Ya Sudah

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

26 Jan 2024 : 00.53
Di Balik Prabowo 'Gemoy', TKN: Beliau Lebih Rileks, Dipilih Alhamdulillah, Enggak Ya Sudah

PIKIRAN RAKYAT - Citra diri 'gemoy' sudah diadopsi capres nomor urut 2, Prabowo Subianto ke dalam seluruh agenda kampanyenya, dari mulai alat peraga kampanye (APK) dan konsep agenda safari politik pasangan Prabowo-Gibran.

Ceritakan kisah di balik munculnya strategi 'gemoy', Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo buka suara.

Dia mengungkapkan, citra itu dilekatkan kepada sosok capres usungannya secara organik alias natural dari rakyat khususnya pendukung. Namun, akhirnya citra itu dilibatkan sebagai strategi politik jua.

“Waktu kata gemoy itu muncul pun, itu bukan dari TKN. Karena itu kan munculnya jauh setelah Pak Prabowo menyatakan akan maju sebagai capres. Artinya, itu bukan secara strategi dilakukan dari awal,” kata Saras, dikutip dari Antara, Kamis, 25 Januari 2024.

Saras menilai, kata gemoy timbul begitu saja di kalangan publik usai menyaksikan Prabowo berjoget dengan gerakan khasnya. Menurut Saras tarian itu merupakan ekspresi kegembiraan Prabowo sebab ada perubahan signifikan dari sosoknya di Pilpres kali ini.

“Beliau itu karena lebih rileks, nothing to lose (tidak akan rugi), enggak ada satu pun beban bagi beliau untuk harus dipilih, itu tidak. Beliau itu kalau dipilih ya alhamdulillah, kalau enggak dipilih ya sudah," ujar dia.

"Kalau lagi rileks itu artinya suka, kalau gembira. Kalau rileks kan lebih gembira, kalau gembira, ya, bisa muncullah goyang-goyang,” tutur dia.

Baca Juga: Ibunda Gibran Iriana Jokowi Bebas Berkampanye, KPU: Ibu Negara Bukan Jabatan

TKN, kata Saras belakangan baru memutuskan untuk mengadopsinya sebagai strategi kampanye. Langkah ini tak lain menyesuaikan dengan animo positif di masyarakat.

Ia secara khusus menyebutkan generasi muda sebagai target dari 'politik riang gembira' yang berkaitan erat dengan citra gemoy Prabowo. Baginya, ini salah satu cara Prabowo dekat dengan pemilih milenial dan gen Z.

“Kita lihat karena antusiasme dari masyarakat sebegitu besarnya untuk gemoy ini dan mudahnya untuk gen z dan gen y mengadopsi itu, sehingga akhirnya kita angkat itu, yang awalnya Pak Prabowo juga sampai nanya ‘Apa, sih, ini gemoy?’,” kata Saras.

Meski begitu, Saras menegaskan bahwa citra diri ini bukan suatu kepura-puraan yang dipaksakan terhadap Prabowo. Baik Prabowo maupun Gibran, imbuh dia, tampil apa adanya di depan masyarakat.

“Kalau memoles itu seolah-olah kita mengubah, sosok dari seorang Pak Prabowo dan Mas Gibran untuk menjadi sesuatu yang bukan mereka, sedangkan itu tidak dilakukan sama sekali,” kata Saras. ****

Sentimen: positif (66%)