LENGKONG, AYOBANDUNG.COM - Munculnya kabar tentang kesiapan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan sejumlah menteri lainnya untuk mundur dari Kabinet Indonesia Maju menarik perhatian.

Hal ini menjadi perbincangan di sosial media karena dikaitkan dengan dugaan ketidaknetralan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Informasi ini muncul dari pernyataan ekonom senior Faisal Basri, yang menyebut bahwa sikap Jokowi yang dianggap mendukung pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, menjadi alasan mengajak para menteri untuk mundur.

Baca Juga: Bantah Keras Rumor Sri Mulyani Mundur dari Kabinet Jokowi, Zulhas Beri Pesan Menohok

Faisal Basri mengungkapkan bahwa, setelah berbincang dengan beberapa petinggi partai dan berbagai pihak, Sri Mulyani dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dinilai sebagai figur yang paling siap untuk mengambil langkah tersebut.

Ia menyebut bahwa sebanyak 15 menteri, mayoritas berlatar belakang teknokrat dan non-partai, mungkin akan menyusul untuk mundur, terutama yang berasal dari partai oposisi.

Menurut Faisal, keputusan para menteri ini, yang sebagian besar merupakan teknokrat, adalah tindakan logis. Mereka, sebagai sosok teknokrat, dinilai memegang teguh nilai-nilai etika dan moral.

Faisal menyebut bahwa teknokrat memiliki standar etika yang tidak tertulis, sehingga jika diminta oleh atasannya untuk melanggar aturan, mereka akan memilih untuk mundur dengan alasan prinsip. Ia menekankan bahwa kebiasaan ini umum terjadi di berbagai tempat.

Baca Juga: Kabar Sri Mulyani Tinggalkan Kabinet Jokowi Ramai di Sosial Media, Pihak Istana dan Mendag Buka Suara

Faisal Basri juga menduga bahwa para menteri teknokrat merasa terganggu oleh banyaknya intervensi kepentingan politik tertentu terhadap tugas dan fungsi mereka.

Ia menyoroti bahwa penggunaan anggaran negara menjadi salah satu sorotan dalam konteks ini. Dengan demikian, kabar mundurnya para menteri tersebut dianggap sebagai respons terhadap situasi yang dianggap tidak sejalan dengan nilai-nilai dan etika mereka sebagai teknokrat.

Mengutip dari laman suara.com yang diakses pada Kamis 18 Januari 2024, Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan perjalanan dinasnya ke Swiss dalam rangka menghadiri World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2024.

Saat ini, desas-desus mengenai potensi pengunduran dirinya dari Kabinet Indonesia Maju Jilid II yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo sedang menjadi perbincangan.

Baca Juga: Tok! Sri Mulyani Teken Tunjangan Uang Makan PNS 2024 per Golongan di Luar Gaji, Nominalnya Bikin ASN Auto Sejahtera

Meskipun berada di tengah-tengah sorotan tersebut, Sri Mulyani terlihat sibuk dengan agenda kunjungannya dan melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Arab Saudi, Mohammed Al-Jadaan.

Pertemuan ini terjadi sebelum acara resmi World Economic Forum dimulai. Dalam unggahan di akun Instagram resminya, @smindrawati, Menteri Keuangan menyatakan bahwa pertemuan ini merupakan kelanjutan dari kunjungan kerjanya ke Arab Saudi akhir tahun lalu.

Ia menyampaikan kesan dan pengalamannya selama kunjungan terakhir ke Arab Saudi, Menteri Keuangan berbagi informasi tentang peran Indonesia yang secara resmi menjadi pemegang saham terbesar ketiga di Islamic Development Bank (IsDB).

Sri Mulyani mengungkapkan kegembiraannya atas kontribusi Indonesia dalam mendukung berbagai Multilateral Development Bank dan berharap bahwa Indonesia dapat berpartisipasi aktif dalam membangun dan mendukung reformasi IsDB.

Dengan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki semangat untuk lebih kuat dalam berpartisipasi membangun IsDB, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan optimisme terhadap kontribusi para profesional muda Indonesia dalam meningkatkan kualitas IsDB di masa depan.***