KNews.id – Pengamat ekonomi Politik Rudi Wirawan Rusli menyatakan, sampai saat ini elektabilitas paslon presiden masih bersaing. Belum ada yang unggul signifikan. Semuanya belum menyentuh presentasi 50 persen. Sangat wajar,  dan diduga kuat Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran.

“Kalau kubu Prabowo yakin menang satu putaran itu mimpi atau mereka mau bermain tidak sportif,” kata Alumni Fakultas Ekonomi Unibraw Malang itu.

Rudi menanggapi hasil survei yang dilakukan Lembaga Konsultan Politik Indonsia (LKPI) Star Poll yang baru saja merilis hasil survei terbarunya.

Menurut hasil survei itu, perolehan suara antara Probowo dan Anies bersaing keras, di mana Pragib (02) meraih 35,5 persen sedangkan AMIN (01) 33,2 persen. Sementara Ganjar-Mahfud MD (Gama) hanya meraih 16,8 persen. Yang belum menentukan pilihannya sebanyak 14,5 persen.

Sudah diperkirakan

Yang menarik, kata peraih gelar Master dari Lincoln University, AS itu, hasil survei itu memang sudah diduga dan diperkirakan. Jadi tidak mengejutkan.

Ini, tambahnya, sesuai dengan perkiraan bahwa AMIN (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar) dipastikan akan langsung bergerak naik terus elektabilitas surveinya. Sedang untuk Prabowo akan menurun atau mandeg stagnan.

“Elektabilitas Pason nomor 2 pada awalnya didukung secara artifisial.”

Dia dicitrakan sebagai gemoy, sabar dan politik riang gembira. Tetapi dalam dua kali debat, kelihatan sekali citra itu palsu,  dan hasil solekan,” kata caleg PKS untuk DPR RI yang bertarung di Dapil Sumbar-2 itu.

Debat itu menunjukkan siapa yang unggul, dan menguasai panggung debat. Apalagi karakter yang dibuat-buat itu tidak akan bertahan lama. Karakter asli pasti akan tersibak.

“Itu merupakan strategi dari AMIN yang berhasil menunjukkan karakter asli Prabowo. AMIN berhasil membuka kedok pencitraan itu.”

Begitu citra gemoy terbongkar, lanjutnya,  otomatis para pemilih tahu karakter Prabowo sesungguhnya. Itulah yang membuat orang mengalihkan dukungan ke Anies Baswedan.

“Masyarakat sekarang bisa melihat siapa yang layak dan pantas menjadi Presiden. “Rakyat sudah pintar dan tidak termakan oleh Pencitraan dan sogokan materi,” demikian Rudi Wirawan Rusli.  (Zs/Kba)