Sentimen
Negatif (100%)
18 Jan 2024 : 11.10
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tiongkok, Michigan, New York

Kasus: covid-19, pengangguran

Partai Terkait

Resesi Seks Bikin Pening Xi Jinping, Ekonomi China Dalam Bahaya

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

18 Jan 2024 : 11.10
Resesi Seks Bikin Pening Xi Jinping, Ekonomi China Dalam Bahaya

Jakarta, CNBC Indonesia - "Resesi seks" membuat pening China. Istilah ini merujuk ke penurunan populasi yang terjadi, termasuk di negeri Presiden Xi Jinping selama dua tahun terakhir.

Minat masyarakat China untuk memiliki anak di 2023, kembali turun, setelah sebelumnya jeblos di 2022. Padahal ada rekor angka kematian warga akibat Covid-19, pasca berakhirnya lockdown yang ketat di China.

-

-

Mengutip Reuters, secara rinci Biro Statistik Nasional (NBS) China mengatakan jumlah total penduduk turun 2,08 juta atau 0,15% menjadi 1,41 miliar pada tahun 2023. Jumlah tersebut jauh di atas penurunan populasi sebesar 850.000 pada tahun 2022, yang merupakan penurunan populasi pertama sejak tahun 1961 selama "Kelaparan Besar" di era kepemimpinan Mao Zedong.

Total kematian tahun lalu meningkat 6,6 % menjadi 11,1 juta, dengan angka kematian mencapai tingkat tertinggi sejak tahun 1974 selama Revolusi Kebudayaan. Padahal kelahiran baru juga turun 5,7% menjadi 9,02 juta, mencapai rekor terendah yaitu 6,39 kelahiran per 1.000 orang, dari angka 6,77 kelahiran pada tahun 2022.

Penurunan ini terjadi saat data baru ekonomi China makin menunjukan pelemahan. Badan statistik mengumumkan kemarin, bagaimana PDB di kuartal keempat (Q4) 2023, hanya sebesar 5,2%.

Ini di bawah ekspektasi analis yang disurvei Reuters 5,3%. Hal ini membuat PDB China secara keseluruhan di 2023 menjadi 5,2%.

Penurunan ini juga terlemah China dalam lebih dari tiga dekade terakhir, di tengah kondisi negara yang masih berjuang melawan krisis properti yang meluas, tren penurunan belanja konsumen dan rekor pengangguran kaum muda. Pengamat pun memperkirakan penurunan masih akan terjadi di 2024, di mana ekonomi hanya tumbuh 4,1%,

Kondisi kelahiran yang rendah diyakini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi China, terutama dalam jangka panjang. Demografi akan menjadi tantangan tersendiri di ekonomi terbesar kedua dunia itu.

China sudah lama mengandalkan angkatan kerja yang menua sebagai penggerak utama perekonomiannya. Negara ini menghadapi tekanan yang semakin besar terhadap sistem layanan kesehatan dan pensiun seiring dengan pertumbuhan populasi pensiunan, yang diperkirakan akan meningkat sebesar 60% menjadi 400 juta pada tahun 2035.

"Cina tidak berbeda dengan negara-negara lain yang telah melakukan deindustrialisasi dan beralih ke sektor jasa. Penduduknya menjadi lebih terdidik, terampil, dan sehat, dan mereka ingin melakukan pekerjaan lain dibandingkan bekerja di pabrik atau konstruksi," kata Prof Gietel-Basten, dimuat BBC, dikutip Kamis (18/1/2025).

"Pemerintah menyadari hal ini dan telah merencanakan hal ini selama dekade terakhir sehingga diharapkan akan terus melanjutkan arah seperti ini," katanya merujuk kekhawatiran China.

Menurut PBB, Tiongkok yang pernah menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia tahun lalu diambil alih oleh India. Populasi India mencapai 1,425 miliar.

"Seperti yang telah kita amati berulang kali di negara-negara dengan tingkat kesuburan rendah, penurunan kesuburan seringkali sangat sulit untuk diperbaiki," kata ahli demografi Universitas Michigan, Zhou Yun, dikutip Reuters, meragukan kenaikan demografi akan kembali terjadi di China.

"Semakin sedikit orang yang menikah dan semakin sedikit pasangan yang ingin memiliki anak," tambah peneliti senior kesehatan global di Council on Foreign Relations (CFR) di New York, kata Yanzhong Huang, dimuat CNN International.

"Pandemi Covid-19 kemungkinan besar mempengaruhi tren ini, karena dampaknya terhadap perekonomian seperti perlambatan ekonomi, tingginya angka pengangguran di kalangan generasi muda. Semua hal tersebut telah membuat orang enggan untuk menikah dan memiliki anak," tambahnya.


[-]

-

Video: Pemerintah China Keluarkan Jurus Dorong Populasi
(sef/sef)

Sentimen: negatif (100%)