Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: KKN, nepotisme, korupsi
Tokoh Terkait
Ganjar Beberkan Langkah Serius Berantas Korupsi Di Hadapan KPK
Merahputih.com Jenis Media: News
MerahPutih.com - Calon Presiden dengan nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyampaikan beberapa strategi untuk memberantas penyebaran korupsi yang semakin meluas di Indonesia.
Ganjar menyatakan bahwa tekad untuk memberantas korupsi akan diimplementasikan melalui tindakan nyata yang disebutnya sebagai gerakan gaspol.
Langkah-langkah tersebut melibatkan peningkatan anggaran, evaluasi pertumbuhan ekonomi, penerapan tata kelola pemerintahan yang bersih, dan penegakan hukum yang konsisten.
"Pasti pendapatan akan mengalir dengan baik karena potensi kita tinggi," kata Ganjar dalam acara penguatan antikorupsi untuk penyelenggara negara berintegritas atau paku integritas di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (17/1).
Baca Juga: Uang Pungli Terkumpul Rp 130 Juta, Ganjar Pecat Kepala Sekolah SMKN 1 Sale
Selanjutnya, kata Ganjar, sikat korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Ia juga menekankan pentingnya memoles birokrasi dengan digitalisasi.
"Karena, kalau regulasi sudah baik, sistem kelembagaan sudah baik, maka aktor yang mesti kita pilih juga baik," ujarnya.
Ganjar mengatakan, langkah berikutnya untuk memberantas korupsi dengan cara digitalisasi sistem keuangan yang dapat menghemat anggaran.
"Transaksi tunai itu sulit untuk dilacak maka mesti ada pembatasan. Kalau tidak salah yang 100 juta itu mesti menjadi komitmen," ujarnya.
Baca Juga: Soal Pembentukan Tim 7, Hary Tanoe: Pak Jokowi Mendukung Ganjar
Selain itu, kata Ganjar e-budeting dan e-planning untuk transparansi dalam birokrasi harus menjadi kewajiban.
"Tentu saja transparansi anggaran, yang jelas asal usulnya serta anggaran yang benar-benar harus sampai pelaksana mesti dikontrol dari pemimpin tertinggi," imbuhnya.
Langkah berikutnya, kata Ganjar, penguatan kelembagaan aparat penegak hukum, dan mendukung penuh independensi KPK.
Kejaksaan dan kepolisian juga bisa mendorong tranparansi proses penegakan hukum yang bebas dari intimidasi. "Dan tentu saja instrumen LHKPN," pungkasnya.(Pon)
Sentimen: netral (57.1%)