Sentimen
Positif (98%)
14 Jan 2024 : 01.32
Tokoh Terkait

Taiwan Gelar Pilpres Hari Ini, China Mengawasi

14 Jan 2024 : 08.32 Views 3

iNews.id iNews.id Jenis Media: Nasional

Taiwan Gelar Pilpres Hari Ini, China Mengawasi

TAIPEI, iNews.id - Taiwan menggelar pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan anggota legislatif, Sabtu (13/1/2024). Proses pemilu Taiwan dipantau ketat China yang menganggapnya sebagai aktivitas ilegal. China masih menganggap wilayah itu sebagai bagian dari negaranya.

Pemungutan suara digelar selama 8 jam yang akan berakhir pada pukul 16.00 waktu setempat. Penghitungan suara secara manual dimulai setelah itu. Gambaran hasil pilpres bisa diketahui pada Sabtu malam.

Partai berkuasa, Partai Progresif Demokratik (DPP), berusaha mempertahankan dominasinya dengan mengusung Lai Ching Te sebagai presiden. Dia kini menjabat wakil presiden di bawah Tsai Ing Wen.

China berulang kali menyebut Lai sebagai tokoh separatis berbahaya serta menolak tawaran untuk melakukan pembicaraan. Lai menegaskan komitmennya untuk menjaga perdamaian di Selat Taiwan sembari terus meningkatkan pertahanan wilayahnya. 

Lai menghadapi dua lawan dalam pilpres, yakni Hou Yu Ih dari partai oposisi terbesar, Kuomintang (KMT), dan mantan Wali Kota Taipei Ko Wen Je diusung Partai Rakyat Taiwan (TPP) yang baru didirikan pada 2019.

Hou ingin memulai kembali hubungan dengan negara lain, termasuk China. Berbeda dengan DPP, KMT lebih terbuka dengan China. Hou bahkan menuduh Lai mendukung kemerdekaan Taiwan.  Meski demikian, Hou menolak dianggap pro-China oleh Lai dan partainya.

Sementara itu Ko mendapat basis dukungan besar, terutama dari kalangan pemilih muda. Dia fokus pada isu-isu penting seperti tingginya biaya perumahan. 

Dia juga ingin membina kembali hubungan dengan China, namun menegaskan akan tetap mempertahankan sistem demokrasi dan cara hidup warga Taiwan yang sudah berlangsung saat ini.

Taiwan sukses menyelenggarakan pilpres langsung pertama pada 1996. Itu merupakan puncak dari perjuangan selama puluhan tahun melawan pemerintahan otoriter dan darurat militer.

Pemilu parlemen juga sama pentingnya, terutama jika tidak satu pun dari ketiga partai memperoleh suara mayoritas. Suara mayoritas penting karena bisa menghambat upaya pemerintah dalam mengesahkan undang-undang dan belanja negara, terutama untuk pertahanan.

Editor : Anton Suhartono

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel:

Sentimen: positif (98.5%)