Sentimen
Netral (57%)
12 Jan 2024 : 13.58
Informasi Tambahan

BUMN: BRI, Pegadaian, PT Pegadaian (Persero)

Tokoh Terkait

Baru 15 Juta Bisnis Ultra Mikro Terlayani Layanan Keuangan Formal

12 Jan 2024 : 13.58 Views 3

Merahputih.com Merahputih.com Jenis Media: News

Baru 15 Juta Bisnis Ultra Mikro Terlayani Layanan Keuangan Formal

MerahPutih.com - Holding Ultra Mikro (UMi) diklaim telah memperluas akses pendanaan dan akses keuangan kepada lebih banyak masyarakat dengan biaya seefisien mungkin.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Sunarso mengatakan, spirit dibentuknya Holding Ultra Mikro agar seluruh institusi-institusi termasuk institusi bisnis di bawah BUMN dalam melayani masyarakat mikro bisa lebih efisien dan memiliki daya jangkau lebih luas.

Baca Juga:

BUMN PT PP Raih Kontrak Pembangunan RS PON Jakarta Rp 258 Miliar

Ia menegaskan, Holding Ultra Mikro telah menjadi sumber pertumbuhan baru yang berkelanjutan bagi BRI Group sejak terbentuk pada September 2021.

"Holding UMi telah memberikan akses pendanaan bagi lebih dari 29 juta ultra mikro dan terus fokus untuk memperluas akses bagi nasabah yang belum terlayani dengan produk dan layanan yang komprehensif," katanya.

Ia mengatakan, Holding Ultra Mikro memasang target untuk bisa melayani 45 juta pelaku usaha sebagai nasabah pada 2024. Potensi pembiayaan di segmen bisnis ultra mikro masih sangat besar, sehingga ada sumber pertumbuhan potensial dan melimpah di segmen tersebut.

Holding UMi bentukan BRI, PT Pegadaian (Persero), dan Permodalan Nasional Madani (PNM) mencatat telah memiliki total 36,6 juta nasabah per September 2023, dari total jumlah masyarakat yang belum punya akses ke layanan keuangan formal (unbankable). Artinya, masih ada 8,4 juta orang lagi yang harus dijaring hingga 2024.

Dari total tersebut, hanya 15 juta bisnis ultra mikro yang sudah terlayani oleh layanan keuangan formal, yang terdiri dari tiga juta bisnis UMi dilayani bank, tiga juta ke gadai atau pawn lending, enam juta ke group lending, 1,5 juta ke BPR dan 1,5 juta fintech.

Berdasarkan riset terakhir, bisnis ultra mikro yang membutuhkan pembiayaan meningkat menjadi 48 juta. Dari total tersebut, yang sudah tersentuh oleh layanan keuangan formal juga naik dari 15 juta menjadi 34 juta bisnis ultra mikro.

Ia mengakui ada tantangan berupa operational cost dan operational risk yang tinggi karena melibatkan orang banyak dan banyak tempat. Untuk itu, digitalisasi menjadi salah satu solusi untuk mewujudkan efisiensi.

"Dengan digital kita bisa menyelesaikan persoalan operational risk yang tinggi dan operational cost yang tinggi," ujar Sunarso. (Knu)

Baca Juga:

Jajal New Argo Dwipangga, Wamen BUMN Sebut Naik Kereta Jadi Gaya Hidup Baru

Sentimen: netral (57.1%)