Sentimen
Positif (79%)
13 Jan 2024 : 08.32
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Sumedang

Tokoh Terkait

Seismograf Langka, Sejarah Gempa Sumedang 1955 Diabadikan di Koran-koran Belanda

Ayobandung.com Ayobandung.com Jenis Media: Nasional

13 Jan 2024 : 08.32
Seismograf Langka, Sejarah Gempa Sumedang 1955 Diabadikan di Koran-koran Belanda

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap sejarah gempa Sumedang yang terjadi puluhan tahun lalu. Sumedang tercatat pernah diguncang gempa besar pada 14 Agustus 1955.

Pakar seismologi BMKG Pepen Supendi mengatakan, gempa Sumedang 1955 diperkirakan memiliki kekuatan cukup besar karena dilaporkan merusak banyak bangunan rumah.

Dalam satu hari, ada 10 guncangan yang dirasakan masyarakat Sumedang. Gempa terjadi secara tiba-tiba pada pukul 10.23 WIB.

Baca Juga: Pulau Jawa Dihantui Sesar-sesar Misterius yang Belum Terpetakan

"Yang menjadi catatan kami di sini adalah, pada saat itu tahun 1950-an, seismograf yang berada di Jawa Barat secara khusus ataupun secara umum di wilayah Indonesia masih sangat jarang," ujarnya, dalam webinar bertajuk "Kupas Tuntas Gempa Sumedang", Kamis, 11 Januari 2024.

Menurut Pepen, langkanya seismograf pada masa itu berpengaruh pada akurasi episenter gempa. Tidak diketahui apakah gempa ketika itu berasosiasi dengan sesar yang ada di Sumedang atau dari sesar-sesar yang ada di sekitarnya.

Menariknya, sejarah gempa Sumedang 1955 justru banyak ditemui secara masif di arsip koran-koran Belanda. Salah satunya Surat Kabar Het Vrije Volk dengan judul artikel "Aardbeving Op Java" atau "Gempa Bumi Besar di Jawa".

Surat Kabar Het Vrije Volk dengan judul artikel "Aardbeving Op Java" atau "Gempa Bumi Besar di Jawa". (Het Vrije Volk)

"Karena kekuatannya yang besar, gempa ini menarik banyak perhatian media massa milik pemerintah kolonial Belanda untuk meliputnya," kata Pepen.

Penyelidik Bumi Madya di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Supartoyo, mengungkapkan, gempa Sumedang 1955 diperkirakan memiliki dampak guncangan V hingga VII Modified Mercalli Intensity (MMI).

Dalam skala ini, bangunan mengalami kerusakan, seperti dinding retak, pondasi roboh, dan getaran dirasakan nyata oleh masyarakat.

Baca Juga: Indonesia Diguncang 30 Gempa Merusak Sepanjang 2023, Hampir Setengahnya Terjadi di Jawa Barat

Diberitakan Banyak Koran Belanda

Koran Belanda AID de Preangerbode memuat artikel gempa Sumedang dengan judul "De aardschokken in Sumedang" yang artinya "Gempa bumi di Sumedang".

Dipublikasikan pada 16 Agustus 1955 atau dua hari setelah gempa, artikel itu menceritakan tentang kerugian yang dialami masyarakat imbas dari gempa tersebut, yang ditaksir mencapai jutaan rupiah.

Artikel tentang Gempa Sumedang 14 Agustus 1955 di koran AID de Preangerbode. (X/Daryono)

AID de Preangerbode juga mengungkapkan, ratusan bangunan rusak di sejumlah wilayah yang tersebar di Sumedang. Bangunan yang rusak termasuk di antaranya kantor-kantor penting seperti kantor Bupati Sumedang.

Koran Belanda lainnya, Algemen Dagblad, menulis artikel berjudul "Ernstige aardbeving op West Java" yang artinya "Gempa bumi dahsyat di Jawa Barat".

Baca Juga: Sejarah Gempa Sesar Lembang, Ancam Seantero Bandung dengan Potensi Guncangan Magnitudo 7

Di dalam artikel yang dipublikasi pada 16 Agustus 1955 itu disebutkan gempa Sumedang saat itu terjadi sebanyak 10 kali. Sebanyak 12.400 warga Sumedang terdampak dan 200 bangunan di antaranya hancur, tetapi tidak disebutkan adanya korban jiwa.

"De eerste van de tien aardschokken werd gevold om half elf zondagochtend en de laatste om negen uur maandagochtend (Gempa bumi pertama dari 10 gempa terjadi pada Minggu pagi pukul setengah sepuluh dan gempa terakhir terjadi pada Senin pagi pukul sembilan)," tertulis dalam artikel tersebut.

Sentimen: positif (79%)