Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung, Bogor, Bekasi, Banjar
Banjir di Cipondok Subang Akibat Hujan Lebat, Bukan Aktivitas Perusahaan
JabarEkspress.com Jenis Media: News
JABAR EKSPRES – Kepala Tim Kerja Gerakan Tanah PVMBG Badan Geologi, Oktory Prambada mengungkapkan, dugaan sementara penyebab terjadinya longsor disebabkan debris flow atau banjir bandang Sungai Cipunagara dan bukan karena aktivitas perusahaan air minum swasta dan daerah yang terdampak longsor di Cipondok, Subang.
“Penyebab longsor yang di Subang bukan karena aktivitas perusahaan,” tegas Kepala Koordinator Gerakan Tanah Wilayah Barat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Sumaryono dalam keterangan resmi yang diterima di Bandung, Rabu (10/1).
Dia mengungkapkan bahwa lokasi peristiwa dimaksud memang rawan longsor. PVMBG mencatat bahwa sudah ada tiga kali kejadian serupa di daerah tersebut.
Sumaryono menjelaskan bahwa secara morfologi, daerah tersebut memang rawan longsor. Dia melanjutkan, daerah tersebut juga merupakan cekungan sehingga terjadi akumulasi air dari dataran yang lebih tinggi ke daerah dimaksud.
BACA JUGA: Pemkab Bogor dan Pemkot Bekasi Sepakat Tangani Masalah Sungai Cileungsi
“Curah hujan juga pada hari tersebut sangat tinggi sekali. Info dari BMKG dalam 2 hari mencapai 200 mm artinya hujan yang biasanya 200 mm itu dalam 15 sampai 20 hari diturunkan dalam 2 hari,” ujarnya.
PVMBG telah melakukan investigasi terkait peristiwa tanah longsor yang menyebabkan 2 orang meninggal itu. Sumaryono mengatakan, lereng di lokasi tersebut juga terjal dan memang lokasi itu secara morfologi menunjukan longsoran lama.
“Hanya yang kali ini lebih besar dan masih ada potensi longsor lagi. Retakan juga masih ada di bagian atas lereng,” jelas Sumaryono.
Dugaan sementara penyebab terjadinya longsor disebabkan debris flow atau banjir bandang Sungai Cipunagara. Mengingat sebelum peristiwa, volume air di Sungai Cipunagara yang terletak di Cipondok Subang itu sangat tinggi sehingga berdampak pada peristiwa longsor.
Menurut PVMBG, peristiwa semacam ini sering terjadi di beberapa wilayah lainnya di Indonesia. Ada juga beberapa faktor lain yang turut memicu terjadinya longsor di wilayah itu seperti kondisi geologi setempat. (*)
BACA JUGA: Perumda Tirta Anom Banjar Genjot Peningkatan Pelayanan Air Bersih
Sentimen: netral (99.7%)