PT KCI Butuh 8,65 Triliun Beli KRL Anyar
Merahputih.com Jenis Media: News
MerahPutih.com - PT KAI Commuter (KCI) tengah melakukan penjajakan dengan lima perusahaan manufaktur kereta api untuk mengimpor tiga KRL baru untuk memenuhi kebutuhan armada tahun ini.
Direktur Utama PT KCI, Asdo Artriviyanto mengatakan, ada lima perusahaan manufaktur yang produk KRL-nya sesuai dengan prasarana di Indonesia. Impor kereta ini untuk memenuhi kebutuhan penumpang yang cukup mendesak.
Baca Juga:
KCIC Ajak Komunitas Disabilitas Naik Kereta Cepat Whoosh
Ia memaparkan, ada 19 rangkaian kereta KCI sudah masuk masa pensiun dan harus direvitalisasi alias retrofit.
"Kami diminta impor untuk mempercepat peningkatan kapasitas, impor tiga trainset baru dari luar," ujar Asdo saat kepada wartawan di Jakarta Pusat, Kamis (11/1).
KCI bakal didampingi oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam memilih perusahaan manufaktur yang spesifikasi KRLnya sesuai dengan prasarana di Indonesia.
"Supaya tidak salah dan disesuaikan dengan prasarana di sini mulai dari listrik aliran atasnya, treknya, lebar keretanya, dan belum spek-spek secara teknis detail yang harus sesuai dengan kondisi prasarana di sini," jelasnya.
Selain itu, KCI akan menyeleksi kelebihan dan kekurangan KRL dari masing-masing perusahaan manufaktur tersebut, terutama dari sisi harga barang. Sebab, anggaran untuk membeli tiga KRL baru ini berasal dari penyertaan modal negara (PMN) yang disalurkan melalui induk usaha KCI yakni PT Kereta Api Indonesia (Persero).
"Total PMN yang akan diterima KCI sebesar Rp 5 triliun. Namun PMN ini tidak hanya untuk membeli 3 KRL baru dari negara lain tetapi juga untuk peremajaan (retrofit) dan membeli KRL baru dari INKA," jelas Asdo.
Selain dari PMN, KCI akan melakukan pinjaman ke bank sebesar Rp 3,65 triliun untuk memenuhi kebutuhan armada tersebut. Dengan demikian total kebutuhan anggaran KCI untuk melakukan impor KRL baru, retrofit, dan pembelian KRL baru dari INKA sebesar Rp 8,65 triliun.
"Pemenuhan kebutuhan armada ini akan dilakukan secara bertahap hingga 2027," katanya. (Knu)
Baca Juga:
KCIC Buka Suara Soal Isu Tiongkok Kuasai KA Cepat Whoosh
Sentimen: netral (40%)