Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Garuda Indonesia
Tokoh Terkait
Ganjar Singgung Pesawat Bekas di Depan Prabowo, Teddy Gusnaidi Pasang Badan: Bekas Bukan Berarti Rusak
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi, angkat suara terkait dengan gonjang-ganjing pesawat bekas yang menjadi salah satu topik panas dalam debat ketiga Pilpres 2024.
Teddy mengatakan, dalam perdebatan, memainkan strategi negatif itu merupakan hal yang sah. Sebagaimana yang dilakukan Ganjar.
"Kami hanya ingin menyampaikan fakta, tidak ingin mengubah dan memperdebatkan perdebatan pada debat capres semalam," ujar Teddy dalam keterangannya di aplikasi X @TeddGus (8/1/2024).
Terkait pembelian pesawat bekas, kata Teddy, Ganjar menarasikan dirinya kasihan dengan para Prajurit.
"Seolah-olah bisa membahayakan para prajurit ketika menerbangkan pesawat bekas," lanjutnya.
Ditekankan Teddy, publik harus diingatkan, pesawat bekas bukan berarti pesawat rusak.
"Kita harus ingatkan bahwa yang namanya pesawat bekas bukan berarti pesawat rusak. Jadi kalau ganjar bilang kasihan sama prajurit, tentu ini akal-akalan," ucapnya.
Menurut Teddy, tidak mungkin ada pesawat yang tidak layak terbang, lalu dibawa terbang oleh prajurit. Juga tidak mungkin ada pesawat yang tidak layak terbang lalu dibeli.
"Jangankan pesawat, misalnya mobil bekas, tentu orang normal manapun tidak akan membeli dan mengendarai mobil rusak untuk dikendarai. Pasti membeli mobil yang layak digunakan agar bisa dikendarai," Teddy menarik sebuah contoh.
Meskipun demikian, Teddy mengaku tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut karena bagian dari strategi Ganjar dalam berdebat.
"Tapi tidak apa-apa, itu bagian dari strategi Ganjar untuk memframing. Senegatif dan sebodoh apapun, itu hak beliau dan itu sah-sah saja," tandasnya.
Dari hasil debat ketiga Pilpres, Teddy memberikan kebebasan untuk seluruh lapisan masyarakat memberikan penilaian kepada masing-masing Capres.
"Tinggal biarkan masyarakat yang menilai, apakah layak atau tidak beliau melakukan framing dan pembodohan seperti itu dalam debat," kuncinya.
(Muhsin/fajar)
Sentimen: negatif (88.8%)