Sentimen
Negatif (100%)
7 Jan 2024 : 10.00
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Hangzhou

Kasus: Teroris, pembunuhan

Tokoh Terkait
Lloyd Austin

Lloyd Austin

Serangan di Laut Merah Meningkat, AS Tembak Jatuh Drone Houthi

7 Jan 2024 : 10.00 Views 2

Merahputih.com Merahputih.com Jenis Media: News

Serangan di Laut Merah Meningkat, AS Tembak Jatuh Drone Houthi

MerahPutih.com - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin baru-baru ini mengumumkan pembentukan misi multinasional - Operation Prosperity Guardian (Operasi Penjaga Kemakmuran) - untuk melawan serangan Houthi yang menargetkan kapal kapal yang menuju Israel.

AS pada Sabtu (6/1) mengatakan telah menembak jatuh drone yang diluncurkan dari Yaman di Laut Merah, di tengah meningkatnya ketegangan dengan kelompok pemberontak Houthi Yaman.

Baca Juga:

Israel Dituduh Tengah Lakukan Pembunuhan dan Penghancuran di Lebanon-Palestina

"Pada 6 Januari, sekitar pukul 9.30 (waktu Sanaa; atau 13.30 WIB), kendaraan udara tak berawak dari daerah Yaman yang dikuasai Houthi yang didukung Iran ditembak jatuh sebagai pertahanan diri USS LABOON (DDG 59) di perairan internasional Laut Merah Selatan di sekitar kapal komersial," tulis Komando Pusat AS (CENTCOM) di X.

Houthi telah menargetkan kapal di Laut Merah Selatan, memperingatkan bahwa mereka akan menyerang semua kapal yang menuju Israel. Mereka mengatakan bahwa serangan tersebut adalah untuk mendukung warga Palestina di tengah "agresi dan pengepungan" yang dilakukan Israel di Gaza.

Laut Merah adalah salah satu jalur laut paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar. Singapura bergabung dengan 13 negara lain termasuk AS dan sekutu dalam mengutuk serangan militan Houthi Yaman terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah dan memperingatkan adanya konsekuensi jika serangan tersebut terus berlanjut.

Dalam pernyataan bersama yang dirilis Gedung Putih pada Rabu (3/1), 14 negara tersebut menyatakan, serangan Houthi yang sedang berlangsung di Laut Merah ilegal, tidak dapat diterima, dan sangat mengganggu stabilitas.

Ke-14 negara itu adalah Amerika Serikat, Australia, Bahrain, Belgia, Kanada, Denmark, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Selandia Baru, Republik Korea, Singapura dan Inggris.

Pernyataan tersebut menyerukan "diakhirinya segera serangan-serangan ilegal ini dan pembebasan kapal-kapal dan awak kapal yang ditahan secara tidak sah."

Dilansir surat kabar Singapura Straits Times, para militan Houti pada 31 Desember menyerang kapal berbendera Singapura yang dioperasikan Denmark, Maersk Hangzhou.

Saat ini, hampir 15 persen perdagangan global melalui Laut Merah, termasuk 8 persen perdagangan biji-bijian global, 12 persen perdagangan minyak, dan 8 persen perdagangan gas alam cair dunia.

"Perusahaan-perusahaan pelayaran internasional terus mengubah rute kapal mereka, sehingga menambah biaya yang signifikan dan menunda pengiriman barang selama berminggu-minggu, yang membahayakan pergerakan makanan penting, bahan bakar, dan bantuan kemanusiaan di seluruh dunia," katanya.

Maersk, perusahaan pelayaran dan logistik Denmark, mengumumkan pada Jumat (5/1), bahwa pihaknya akan menghentikan sementara kapal-kapal yang menuju Laut Merah dan Teluk Aden "mengingat kejadian baru-baru ini yang melibatkan Maersk Hangzhou dan perkembangan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut."

"Situasinya terus berkembang dan tetap sangat tidak stabil, dan semua informasi intelijen yang ada menegaskan bahwa risiko keamanan terus berada pada tingkat yang meningkat secara signifikan," kata perusahaan pelayaran Denmark tersebut. (*)

Baca Juga:

Media Inggris Tepis Tudingan Israel Dalang Serangan Teroris Keji di Iran

Sentimen: negatif (100%)