Sentimen
Negatif (100%)
3 Jan 2024 : 17.47
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tuban, Osaka, Tokyo

Kasus: kebakaran

Upaya Penyelamatan Korban Gempa Jepang Terhambat Rumah Roboh-Jalan Rusak

4 Jan 2024 : 00.47 Views 3

Detik.com Detik.com Jenis Media: Metropolitan

Upaya Penyelamatan Korban Gempa Jepang Terhambat Rumah Roboh-Jalan Rusak
Tokyo -

Upaya penyelamatan terus berlanjut di Jepang setelah sedikitnya 62 orang meninggal akibat gempa dahsyat yang melanda negara itu. Rumah-rumah roboh, gedung-gedung terbakar dan jalan-jalan yang rusak parah, menghambat upaya penyelamatan korban.

Pusat gempa berkekuatan 7,6 SR di semenanjung Noto, di wilayah Jepang tengah.

Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida, mengatakan upaya penyelamatan darurat saat ini "berpacu dengan waktu" guna menyelamatkan para korban.

-

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga mengatakan sekitar 3.000 orang tim penyelamat berusaha mencapai bagian semenanjung Noto.

Pantauan pesawat helikopter memperlihatkan banyak terjadi kebakaran dan kerusakan dalam skala luas pada bangunan dan infrastruktur.

Dan Kota Wajima, di ujung utara Noto, jalur daratnya terputus.

Di kota pesisir Suzu di Prefektur Ishikawa, sekitar 90% rumah di kota itu "seluruhnya luluh lantak atau nyaris semuanya", kata Wali Kota Masushiro Izumiya kepada Kantor berita Kyodo.

Pasukan militer Jepang telah membagikan perbekalan, termasuk makanan, air dan selimut bagi mereka yang harus meninggalkan rumah mereka.

Pemerintah Jepang mengatakan bahwa 57.360 orang harus dievakuasi.

Sejauh ini puluhan ribu makanan sudah dikirimkan ke seluruh wilayah yang terdampak.

Dan gempa susulan masih berlanjut hingga Selasa.

Sekretaris Kabinet, Yoshimasa Hayashi, memperingatkan masyarakat agar "waspada" terhadap gempa yang lebih besar lagi "dengan intensitas hingga 7 skala Richter", setidaknya dalam tujuh harimendatang.

Pada Selasa (02/01) sore, Prefektur Ishikawa, yang berjarak 155km dari selatan semenanjung Noto, mengalami gempa berkekuatan 4,9.

Peringatan gelombang tsunami yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang pada Senin kemudian diturunkan peringkatnya.

Pada Selasa, semua peringatan tsunami di sepanjang Laut Jepang telah dicabut, yang berarti tidak ada lagi risiko adanya kejadian serupa.

Warga Jepang yang terkena dampak gempa membagikan pengalamannya saat gempa mengguncang dalam beberapa menit.

Seorang warga Nanao berusia 82 tahun, Toshio Iwahama, mengatakan kepada BBC bahwa sebagian rumah kayunya runtuh.

Ia mengatakan, meski telah berkali-kali mengalami gempa, ia belum pernah mengalami guncangan sebesar ini.

Warga Inggris Emma Ward, 41, yang sedang berlibur bermain ski di desa resor Hakuba, mengatakan gempa terjadi "tanpa peringatan", sehingga kelompoknya berlindung di bawah meja di sebuah kafe.

Dia mengatakan kepada BBC bahwa intensitas gempa telah menyebabkan orang-orang meninggalkan gedung tersebut.

"Bagian terburuk dari gempa adalah kita tidak mengetahui seberapa kuat gempa yang akan terjadi. Ini adalah pengalaman yang sangat menakutkan," kata Ward.

Seorang warga berjalan di depan bangunan rumah yang roboh akibat gempa (EPA)

'Upaya penyelamatan terkendala jalan-jalan yang rusak'

Korban jiwa akibat gempa besar yang memicu peringatan tsunami di Semenanjung Noto di dekat Prefektur Ishikawa, Jepang, terus bertambah.

Semua korban meninggal ditemukan di Prefektur Ishikawa, di pantai barat Honshu, pulau utama Jepang.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan sekitar 1.000 anggota pasukan pertahanan Jepang kini berupaya melakukan pencarian dan penyelamatan di wilayah terdampak gempa.

"Pasukan pertahanan akan menghadapi banyak kendala untuk mencapai area terdampak bencana karena ruas jalan rusak, tapi orang-orang yang terjebak di bawah bangunan harus diselamatkan sesegera mungkin sebelum bangunan roboh," ujar Kishida, Selasa (02/01).

"Saya telah memerintahkan pejabat pasukan pertahanan untuk melakukan apa yang dia bisa untuk mencapai area terdampak bencana," lanjutnya.

Kepala sekretaris kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, mengimbau rakyat Jepang agar waspada lantaran rentetan gempa ditengarai masih akan berlangsung hingga sepekan mendatang.

Pasukan pertahanan Jepang kini sedang berupaya menjangkau Semenanjung Noto yang terisolasi akibat gempa melalui jalur laut.

Nobuko Sugimori, warga Jepang berusia 74 tahun di Kota Nanao berkata bahwa dia belum pernah merasakan gempa dengan kekuatan sebesar ini sepanjang hidupnya.

"Saya berusaha memegangi televisi supaya tidak terjatuh, tapi saya bahkan tidak bisa mempertahankan diri saya yang berayun kuat [akibat getaran gempa]," tutur Nobuko Sugimori kepada kantor berita Reuters.

Sampai Selasa (02/01), tidak ada lagi peringatan tsunami, dan statusnya diturunkan menjadi "imbauan".

Ribuan orang yang tinggal di wilayah pesisir memilih bermalam di pusat evakuasi setelah diminta mengungsi ke tempat yang lebih tinggi

Sebanyak 18 WNI yang tinggal di Kota Suzu, Prefektur Ishikawa terpaksa bermalam di luar ruangan di atas bukit setelah gempa besar tersebut.

Bersama warga Jepang, mereka membuat api unggun untuk menghangatkan diri dari suhu musim dingin yang mencapai 0 derajat Celsius. Suhu diperkirakan akan lebih dingin lepas tengah malam waktu setempat.

Warga Jepang berjalan melintasi bangunan rumah yang roboh akibat gempa di Nanao, Prefektur Ishikawa, pada Selasa (02/01) (Reuters)

Foto ini memperlihatkan jalan yang runtuh di dekat kota Shika, Prefektur Ishikawa, sehari setelah gempa besar. (Getty Images)

Sebuah bangunan runtuh akibat gempa di Wajima, prefektur Ishikawa, Jepang. (Reuters)

Bangunan rumah roboh akibat gempa di Nanao, Jepang, 2 Januari 2024 (Getty Images)

Gempa berkekuatan 7,6 magnitudo itu memicu gelombang tsunami di pesisir utara dan tengah Jepang, dengan peringatan resmi mengatakan gelombang tsunami di beberapa tempat diperkirakan bisa mencapai 5 meter.

.

Sejauh ini, gelombang setinggi 1,2 meter telah menerjang pelabuhan Wajiima di Prefektur Ishikawa pada Senin (01/01) pukul 16.21 waktu setempat, menurut kantor berita nasional NHK.

Kota Toyama di Prefektur Toyama juga melaporkan gelombang tsunami setinggi 0,8 meter.

Sebelumnya, pemerintah Jepang sudah meminta agar para penduduk di wilayah pesisir Noto di prefektur Ishikawa agar "evakuasi secepatnya ke dataran tinggi," demikian dilansir NHK.

Bangunan rumah yang rubuh dan ruas jalan ruas jalan yang rusak di Kanazawa, Prefektur Ishikawa pada Selasa (02/01) (Reuters)

'Ada peringatan tsunami jadi lari semua ke atas bukit'

Rizal Sokobiki, salah satu dari 18 WNI yang terpaksa bermalam di atas bukit setelah gempa mengatakan listrik padam dan masih ada gempa susulan sehingga mereka memilih bertahan di luar ruangan.

Belasan WNI itu bekerja di kapal perikanan dan tinggal di asrama yang terletak di tepi pantai.

"Jaraknya dari laut itu dekat sekali, cuma 200 meter keliatan laut dari asrama menuju bukit. Karena ada peringatan tsunami jadi lari semua ke atas bukit," jelas Rizal Sokobiki, WNI asal Tuban, Jawa Timur kepada wartawan Sri Lestari yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Rizal menyebutkan lokasi pengungsian yang disediakan pemerintah berjarak cukup jauh dari tempat tinggalnya.

Ia mengatakan hanya membawa sedikit air minum dan jajanan untuk bekal bermalam. Hingga wawancara dilakukan pada Senin (01/01) pukul 22.20 waktu setempat, ia mengaku belum ada bantuan dari pemerintah Jepang.

Ketika gempa terjadi ia bersama rekan-rekannya tengah beristirahat di asrama karena tidak bertugas di laut.

"Semua anak-anak sedang istirahat di kamar masing-masing, ada yang sedang makan berhamburan lari semua."

Selama dua tahun bekerja di Ishikawa, ia mengatakan baru kali ini merasakan gempa yang cukup besar.

Pengunjung supermarket di Toyama berlindung saat gempa melanda wilayah tersebut (Reuters)

Sementara itu, Wawan Supriyanto, WNI yang tinggal di Kota Kahoku di Prefektur Ishikawa merasakan guncangan gempa ketika tengah berbelanja di toko peralatan rumah tangga.

Pria berusia 41 tahun ini mengatakan guncangan gempa itu membuat rangka baja di toko tersebut jatuh.

.

Kahoku berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan dari Kota Noto. Ia mengatakan selama lima tahun tinggal di Ishikawa baru merasakan gempa sebesar ini.

"Kaget sekali baru hari ini saya merasakan gempa yang cukup besar sekali, sudah terbiasa, tapi kok makin kencang dan makin menakutkan," jelas Wawan.

"Gedung dirancang sedemikian rupa, akhirnya kita stay di sana, dan luar biasa gedenya sampai besi di atas saya itu jatuh. Kalau barang-barang sudah jatuh semua," ujarnya kemudian.

Wawan dan keluarganya bermalam di mobil yang diparkir di service area (BBC)

Wawan mengatakan setelah gempa, pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan tsunami melalui email, sehingga ia dan keluarganya memilih tidak kembali ke apartemen dan menuju tempat yang lebih tinggi serta menjauh dari pantai.

Ia mengatakan apartemennya terletak dekat dengan pantai sehingga berisiko tinggi.

"Kita enggak berani balik ke apartemen karena kebetulan apartemennya itu dekat dengan pantai dan kita dapat peringatan dari pemerintah kota lewat email agar mengungsi, jangan kembali ke apartemen."

Ketika wawancara dilakukan, Wawan dan keluarganya berada di mobil yang diparkir di service area bersama dengan warga Jepang lainnya. Ia mengatakan terus memantau situasi terkini melalui radio.

Warga Jepang di Wajima beristirahat di aera terbuka setelah gempa bumi melanda wilayah tersebut (Reuters)

Hikmah Balbeid, WNI yang tinggal di Kota Kanazawa di Prefektur Ishikawa, mengatakan merasakan guncangan gempa yang sangat besar.

"Yang kedua itu besar dan lama, sampai barang di rak itu ada yang jatuh dan ternyata setelah itu rak sepatu bergeser tempatnya.

"Sofa bergeser tempatnya, cucian piring yang sudah kami cuci itu bergeser ke tempat cucian lagi, banyak yang jatuh, dan kami merasa ini gempa tidak sama dengan kayak biasanya," jelas Hikmah.

Ia mengatakan listrik dan gas di rumahnya masih mengalir, tetapi terjadi pemadaman listrik dan gas di rumah tetangganya. Beberapa jam setelah gempa besar, gempa susulan masih dirasakan.

Hikmah mengatakan belum akan mengungsi, tetapi malam ini tengah berada di tempat pengungsian di sebuah banguan sekolah untuk mengunjungi temannya warga negara Mesir, Nagwa Fekri.

Nagwa yang tinggal di tepi sungai merasa khawatir dan memilih menginap di tempat pengungsian yang disediakan pemerintah karena rumahnya hanya 2 lantai.

"Sejumlah orang akan pulang tapi kami akan menginap karena kami tidak yakin apa yang akan terjadi, karena setidaknya hingga 2 jam lalu masih ada gempa yang cukup kuat.

"Bahkan atap kami terbuat dari baja dan masih goyang. Saya tinggal selama 20 tahun di Ishikawa dan baru mengalami yang seperti ini."

WNI lain yang tinggal di Prefektur Tottori, Melli Suryanty mengatakan sempat ke tempat pengungsian yang disediakan pemerintah bersama dengan keluarganya.

"Ketika bunyi sirene/alarm kami sekeluarga langsung turun bersama tetangga yang dari Ethiopia.

"Peringatan tsunami disampaikan melalui pengeras suara dan diminta menjauh dari bibir pantai, mencari tempat yang aman. Alhamdulillah kami aman dan selamat."

Melly dan keluarga kembali ke apartemen setelah gempa susulan mereda.

Adapun saat ini Kementerian Luar Negeri Indonesia sedang berkoordinasi dengan KBRI Tokyo dan KJRI Osaka untuk mengetahui dampak gempa dan tsunami di Jepang.

KBRI Tokyo mencatat terdapat 1.315 warga negara Indonesia yang menetap di Prefektur Ishikawa, 1.344 di Prefektur Toyama dan 1.132 di Prefektur Niigata, menurut Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial Budaya KBRI Tokyo, Meinarti Fauzie.

KBRI Tokyo dan KJRI Osaka telah mengeluarkan imbauan agar warga negara Indonesia tetap waspada atas gempa susulan dan tsunami dan selalu memantau informasi dan arahan otoritas setempat.

Warga di Wajima mengungsi ke tempat yang lebih tinggi di setelah peringatan tsunami dikeluarkan (Reuters)

Kebakaran besar dan orang-orang terjebak reruntuhan

Kebakaran besar terlihat terjadi di Wajima di Ishikawa pada Senin malam setelah gempa terjadi.

Departemen Pemadam Kebakaran Kota Wajima di Ishikawa mengatakan telah menerima sedikitnya 30 laporan tentang bangunan yang runtuh, lapor lembaga penyiaran publik Jepang NHK.

Sekretaris kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan banyak orang terjebak di bawah reruntuhan rumah yang roboh akibat gempa.

Ia menegaskan, pihak berwenang masih mengumpulkan informasi mengenai kerusakan tersebut.

Pemandangan yang diambil dari udara menunjukkan kebakaran di Wajima pada Senin (01/01) setelah gempa terjadi (Reuters)

Hingga saat ini, belum ada kabar mengenai jumlah korban secara keseluruhan.

Namun, juru bicara pemerintah mengatakan ada enam laporan kasus orang terjebak di bawah reruntuhan rumah yang runtuh.

Sejauh ini gempa tersebut telah mengakibatkan pembatalan jadwal perjalanan dan keberangkatan seluruh Shinkansen, pembatalan pendaratan di Bandara Niigata, dan terdapat sejumlah kerusakan di beberapa ruas jalan di Ishikawa.

Gempa juga menyebabkan putusnya hubungan listrik dan berdampak pada sekitar 35.000 rumah tangga di ketiga prefektur tersebut.

Laporan dari kota Suzu, dekat pusat gempa di wilayah Noto, Prefektur Ishikawa, menyebutkan banyak bangunan runtuh.

Foto-foto yang diambil usai gempa menggambarkan kerusakan pada bangunan Kuil Onohiyoshi dan sekitarnya di Kanazawa, Prefektur Ishikawa.

Reuters

Sejumlah pejabat menambahkan bahwa banyak rumah di beberapa bagian prefektur telah runtuh.

Perusahaan kereta api milik negara, Japan Railways, juga telah menghentikan sementara jalur kereta cepat shinkansen antara Tokyo dan pusat gempa yakni daerah administrasi Ishikawa.

Serangkaian gempa melanda wilayah Noto pada Senin sore, dimulai dengan gempa berkekuatan magnitudo 5,7 pada pukul 16:06 waktu setempat, kata Badan Meteorologi Jepang.

Guncangan ini diikuti oleh gempa berkekuatan magnitudo 7,6 dan setidaknya lima gempa susulan dalam waktu satu jam.

Jalan raya yang rusak akibat gempa di Wajima, prefektur Ishikawa (Reuters)

'Seperti bencana di tengah makan malam Natal'

Jeffrey Hall, dosen di Universitas Kanda di Jepang, mengatakan dia merasakan getaran akibat gempa sekitar dua menit, meskipun gempa terjadi di wilayah lain di Yokohama.

Kepada BBC, dia mengatakan gempa bumi adalah "hal yang sangat, sangat serius" bagi Jepang dan "orang-orang sangat ketakutan".

"Ini setara dengan gempa bumi besar dan tsunami yang terjadi di tengah jamuan makan malam Natal bagi masyarakat Inggris," katanya.

Sebuah bangunan fasilitas komersial runtuh karena gempa di Kaga, prefektur Ishikawa (Reuters)

"Bagi orang Jepang, Tahun Baru adalah hari dimana semua orang berkumpul di rumah keluarga besarnya dan makan bersama.

"Pada pukul 16.30, hal ini terjadi. Ini merupakan gangguan besar. Di seluruh negeri, orang-orang melihat hal ini di TV bersama keluarga mereka. Ini sangat menakutkan."

Gempa terbesar yang tercatat di Semenanjung Noto

Gempa berkekuatan magnitudo 7,6 ini merupakan gempa terbesar yang tercatat di Semenanjung Noto di prefektur Ishikawa sejak pencatatan dimulai pada tahun 1885, kata Badan Meteorologi Jepang.

Seorang pejabat badan tersebut juga mengatakan bahwa peringatan tsunami yang dikeluarkan sebelumnya adalah peringatan besar pertama sejak Maret 2011, ketika Jepang dilanda salah satu gempa bumi terkuat yang pernah tercatat.

Dia menambahkan, ada peningkatan risiko tanah longsor dan kebakaran di daerah yang terkena dampak.

Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi, telah memperingatkan warga untuk bersiap menghadapi gempa susulan.

Operator pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di negara itu, Kansai Electric, mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah yang terkena dampak masih berfungsi normal.

Reuters

Otoritas Regulasi Nuklir Jepang melaporkan tak ada penyimpangan dalam operasional pembangkit listrik tenaga nuklir di sepanjang Laut Jepang. Ini termasuk lima reaktor aktif di pembangkit listrik Ohi dan Takahama Kansai Electric Power di Prefektur Fukui.

Pembangkit listrik Shika milik Hokuriku di Ishikawa, yang terletak paling dekat dengan pusat gempa, telah menghentikan dua reaktornya sebelum gempa untuk pemeriksaan rutin dan sejauh ini tak ada dampak apa pun dari gempa tersebut, kata badan tersebut.

BBC

Badan meteorologi Korea Selatan telah memperingatkan bahwa gelombang tsunami setinggi 0,3 m dapat melanda pantai timur negara itu antara pukul 18:29 hingga 19:17 waktu setempat.

Rusia telah mengeluarkan peringatan tsunami di kota pelabuhan timur jauh Vladivostok dan Nakhodka, kantor berita negara TASS melaporkan.

Pada tahun 2011, Jepang dilanda gempa berkekuatan 9,0 magnitudo dan tsunami yang melanda pesisir timur laut negara itu, menewaskan hampir 18.000 orang dan menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi.

Hal ini juga menyebabkan kehancuran di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, di sisi timur pulau tersebut, yang dampaknya masih terasa hingga saat ini.

Berita ini akan terus diperbarui.

Simak Video 'Pesawat Pengangkut Bantuan Gempa Tabrakan di Haneda, PM Jepang Buka Suara':

[-]

(nvc/nvc)

Sentimen: negatif (100%)