LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Sumedang diguncang 3 kali gempa berkekuatan dibawah 5 magnitudo, walaupun berskala kecil, namun menimbulkan kerusakan yang parah.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, ada beberapa hal menarik dalam gempa yang terjadi di Sumedang pada 31 Desember 2023 tersebut.

"Terjadi tiga rentetan gempa, pertama pukul 14.35 WIB dengan kekuatan 4,1 magnitudo, pukul 15.38 WIB 3,4 magnitudo dan pukul 20.34 WIB dengan kekuatan 4,8 magnitudo," ujar Dwikorita dalam konferensi Pers Daring, Senin 1 Januari 2024 dini hari.

Jika melihat besaran guncangan, pada gempa kedua mengalami penurunan jika dibandingkan dengan gempa pertama, namun meningkat saat gempa ketiga.

Baca Juga: Gempa Bumi Sumedang Belum Tentu Dipicu Sesar Cileunyi-Tanjungsari

"Kalau melihat pusat gempa, justru makin dangkal. Pada gempa pertama pukul 14.35 WIB pusat gempa berada di kedalaman 7 KM, gempa kedua pukul 15.38 WIB pusatnya makin dangkal 6 KM dan gempa ketiga pukul 20.34 WIB makin dangkal lagi menjadi 5 KM," ungkapnya.

Menurut Dwikorita, jika melihat kekuatan 4,8 magnitudo gempa Sumedang bisa dikatakan kecil, namun dilain sisi dampaknya cukup besar karena mengakibatkan kerusakan pada bangunan di atasnya.

Hal ini dikarenakan pusat gempa berada di darat dengan kedalaman yang dangkal, sehingga sangat terasa dan menyebabkan kerusakan juga kepanikan.

"Walaupun kurang dari 5 magnitudo, gempa dangkal akan dirasakan kuat, ditambah bangunan yang belum standar tahan gempa menyebabkan kerusakan yang signifikan," katanya.

Baca Juga: Pergerakan Sesar Cileunyi-Tanjungsari Diduga Sebabkan Tiga Gempa di Kabupaten Sumedang

Ibaratnya, kata Dwikoratna, gempa dangkal berada tidak jauh di bawah kaki sehingga getaran yang dirasakan akan sangat kuat.

Pihaknya juga akan melakukan penelitian lebih dalam mengenai pemicu gempa Sumedang. Pasalnya, lokasi pusat gempa berada diantara 3 sesar aktif, yakni Sesar Lembang, Sesar Cileunyi-Tanjungsari dan Sesar Balibis.

Namun, jarak dari ketiga sesar terlampau jauh, sehingga diperlukan analisa mendalam. Bahkan bukan hal tidak mungkin pemicunya adalah sesar baru yang belum terpetakan.***