Sentimen
Negatif (100%)
26 Des 2023 : 13.29
Informasi Tambahan

Event: Hari Ibu

Kab/Kota: bandung, Gunung, Banda Aceh, Pandeglang, Serang

Tokoh Terkait

Belajar Dari 5 Tahun Tsunami Selat Sunda dan 19 Tahun Tsunami Aceh

26 Des 2023 : 13.29 Views 3

Merahputih.com Merahputih.com Jenis Media: News

Belajar Dari 5 Tahun Tsunami Selat Sunda dan 19 Tahun Tsunami Aceh

MerahPutih.com - Jumat tanggal 22 Desember 2023 bertepatan dengan peringatan hari ibu lalu, tepat lima tahun wilayah Selat Sunda dilanda bencana tsunami. Sebalumnya, 26 Desember 2004 atau tepat hari ini, tsunami terdahsyat juga melanda Aceh.

Kejadian tsunami Selat Sunda dipicu oleh sumber pembangkit tsunami nontektonik yaitu aktivitas erupsi Gunung Api Anak Krakatau yang mengakibatkan sebagian morfologi gunung di tengah laut tersebut longsor dan memicu terjadinya air laut tumpah ke darat (tsunami).

Baca Juga:

Bersiap Hadapi 4 Skenario Ancaman Tsunami Besar Samudera Hindia

Penyelidik Bumi Utama di PVMBG, Badan Geologi, yang berpusat di Bandung, Supartoyo menuliskan kejadian bencana tsunami sebagai peringatan bahwa bencana suatu waktu bisa terjadi di Indonesia yang berada di cincin api Pasifik.

"Kejadian tsunami (Selat Sunda) tersebut tanpa didahului oleh peringatan dini. Menurut BNPB kejadian tsunami telah mengakibatkan 437 orang meninggal dunia, 14.059 orang luka-luka, 2.752 rumah rusak, 92 penginapan dan warung rusak, 510 perahu dan kapal rusak, serta 147 kendaraan rusak," papar Supartoyo yang diakses Selasa, 26 Desember 2023.

Wilayah terdampak adalah Kabupaten Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus. Menurut data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi (BG) tinggi rendaman (flow depth) maksimum adalah 390 cm di Kecamatan Sumur dan jarak landaan (inundation distance) maksimum adalah 274 m di Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang.

Masih di bulan Desember, tepatnya 26 Desember 2004 atau sembilan belas tahun lalu, tsunami dahsyat di Provinsi Aceh dipicu oleh sumber pembangkit tsunami tektonik yaitu kejadian gempa bumi dengan magnitudo (M9,0) pada kedalaman 30 km.

Menurut catatan PVMBG BG tinggi rendaman di Kota Banda Aceh berkisar 1 meter hingga 10 meter dan jarak landaan mencapai sekitar 5 kilometer. Kejadian tsunami ini mengakibatkan korban jiwa lebih dari 265.000, dan melumpuhkan kota Banda Aceh.

"Sungguh suatu bencana yang sangat dahsyat. Selain melanda daerah Aceh dan Sumatera Utara, kejadian tsunami juga melanda beberapa negara, yaitu: Malaysia, Thailand, Myanmar, Bangladesh, Somalia, Maladewa, Tanzania, Seychelles, dan Kenya," kata Supartoyo.

Supartoyo menekankan, dari dua bencana tsunami Selat Sunda dan tsunami Aceh, menunjukkan betapa pentingnya upaya mitigasi bencana tsunami. Upaya mitigasi tersebut bisa dilakukan melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural yang bertujuan untuk mengurangi risiko bencana tsunami.

Oleh karena itu, kata ia, berkaitan dengan mitigasi bencana tsunami, maka PVMBG BG berpesan untuk mengenali lingkungan tempat tinggal, kenali sumber pembangkit tsunami di sekitar tempat tinggal, kenali jenis-jenis bahaya tsunami, kenali tempat dan jalur evakuasi.

"Ikuti pelatihan dan simulasi bencana tsunami, siapkan evakuasi secara mandiri dan tingkatkan kapasitas dalam menghadapi kemungkinan berulangnya kejadian tsunami pada masa yang akan datang," katanya. (Imanha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Tanimbar Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

Sentimen: negatif (100%)