Anies Ungkap BPPT 'Offside' Soal Hujan Buatan sebab Minim Persiapan
Tirto.id Jenis Media: News
Namun, Anies menilai BPPT "offside" alias kebablasan karena telanjur mengumumkan wacana tersebut namun persiapannya belum matang.
"Soal hujan, nanti sesudah matang baru diumumkan. Menurut saya BPPT offside tuh, jadi sebelum matang, sebelum semuanya siap baru kita [umumkan]. Kalau tidak, hanya menjadi perdebatan saja. Jadi kita ingin agar langkah-langkah untuk membereskan masalah kualitas udara Jakarta ini bukan langkah-langkah jangka pendek saja. Tapi juga jangka panjang. Nah ini jangka pendek sedang kita bicarakan," kata Anies saat ditemui di Balai Agung, Balaikota, Jumat (5/7/2019) pagi.
Ia mengaku sudah mendengar tawaran dari BPPT, namun ia berharap semunya perlu dibahas terlebih dahulu hingga matang, baru diumumkan.
"Dimatangkan dulu, terus nanti diumumkan. Saya mendengar BPPT sudah menyampaikan keluar. Perlu saya sampaikan bahwa itu tidak seharusnya dibicarakan dulu sebelum matang, memang mau dilakukan dulu apa tidak," katanya.
Menanggapi isu polusi udara yang melanda wilayah DKI Jakarta, BPPT tawarkan opsi pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca atau biasa juga disebut Hujan Buatan.
Dikatakan Kepala BPPT Hammam Riza, via pesan instan, Kamis (4/7/2019), bahwa saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah DKI Jakarta, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), TNI Angkutan Udara, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia.
Lebih lanjut, Hammam menuturkan terkait pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) itu, serta seperti apa kesiapan BPPT dalam melakukan operasi TMC atau hujan buatan, dalam mendukung Pemprov DKI mengatasi polusi udara.
“TMC disini pertama bukan TMC Polri ya. Tapi, TMC yang dilakukan oleh BPPT melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC), adalah sebuah pemanfaatan teknologi yang berupaya inisiasi ke dalam awan. Agar proses yang terjadi di awan lebih cepat, dibandingkan dengan proses secara alami,” paparnya.
Hujan buatan, tambah Hammam, tidak dapat diartikan secara harfiah sebagai pekerjaan membuat hujan, karena teknologi ini berupaya untuk meningkatkan dan mempercepat jatuhnya hujan. Caranya dengan melakukan penyemaian awan (cloud seeding) menggunakan bahan-bahan yang bersifat higroskopik (menyerap air) sehingga proses pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan akan meningkat dan selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan.
Untuk mengatasi permasalahan udara buruk di DKI Jakarta, Gubernur Anies Baswedan berencana akan menyiapkan alat ukur kualitas udara yang tersebar di seluruh titik di Jakarta.
"Kita akan ada langkah-langkah jangka pendek. Kita akan menyiapkan alat-alat ukur kualitas udara," kata Anies saat ditemui di Balai Agung, Balai Kota, Jakarta, Jumat (5/7/2019).
"Karena hari ini kalau kita ditanya balik yang bilang kualitas udara buruk, maka kita hanya bisa menentukan paling 10 titik, 15 titik maksimal di Jakarta," tambah Anies.
Sebelumnya, Anies juga menegaskan jika kualitas udara di Jakarta memang dalam kondisi buruk. "Selama kita tidak memiliki info, maka kita merasakan kualitas udara kita baik-baik saja, padahal pada kenyataannya tidak," kata Anies, Selasa (2/7/2019) lalu.
Anies berharap, aplikasi pengukuran udara real time Jakarta, AirVisual bisa mendorong masyarakat agar tak ikut menyumbang polusi.
Sentimen: netral (57.1%)