Sentimen
Positif (66%)
26 Des 2023 : 06.08
Informasi Tambahan

Agama: Katolik

Kasus: korupsi

Tokoh Terkait
Ignatius Kardinal Suharyo

Ignatius Kardinal Suharyo

Uskup Agung Jakarta Minta Umat Gunakan Hak Pilih di Pemilu 2024

26 Des 2023 : 06.08 Views 3

Merahputih.com Merahputih.com Jenis Media: News

Uskup Agung Jakarta Minta Umat Gunakan Hak Pilih di Pemilu 2024

MerahPutih.com - Perayaan Natal 2023 digunakan Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo untuk mengingatkan umat Katolik menggunakan hal suara atau tidak golput (golongan putih) dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

"Ada umat katolik saya katakan silahkan datang untuk ikut memilih calon-calon pemimpin dengan suara hati masing-masing. Tidak ada paksakan. Kalau saya mengatakan pilih ini nanti saya di kartu merah oleh paus, tidak boleh," paparnya.

Baca Juga:

Tetapi, ucap Kardinal Suharyo, silahkan pilih dengan cerdas menurut hati nurani. Yakni memilih pemimpin tanpa paksaan tapi berdasarkan pada suara hati masing-masing.

"Kalau pilih jangan pakai hati nurani yang bodoh tapi yang cerdas. itu artinya mempertimbangakn segala macam," urainya.

Ia mengatakan, ada pihaknya merasa para calon peserta Pemilu nanti tidak ideal sampai akhirnya tidak mau coblos. Namun demikian, sebagai warga negara yang baik harus ikut dalam pesta demokrasi.

"Sebagai warga negara siapapun wajib ikut didalam pemilu. Maka itulah nasihat pertama yang disampaikan kepada umat katolik, kepada umat lain saya tak ada wewenang apapun," tuturnya.

Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo pun mengaku sedih dengan kondisi Indonesia saat ini. Lantaran ada pejabat dari menteri, eksekutif dan legislatif yang korupsi dari uang rakyat.

"Uang pajak masyarakat dibawa kemana itu yang kita baca setiap hari menteri ditangkap anggota dewan ditangkap saya sedih sekali," katanya saat konferensi pers yang digelar secara virtual dalam YouTube Komsos Katedral Jakarta, Senin (25/12).

Padahal ucap dia, jika merujuk pada Undang-undang (UUD) 1945, negara wajib berperan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dirinya sempat mendengar adanya sebutan kalau trias politica kini sudah beralih nama menjadi trias koruptika. Meski hal itu hanya berupa candaan, tapi sebutan itu seakan mencerminkan kondisi sesungguhnya bangsa Indonesia

"Di suatu harian terkemuka yang memelestkan kata trias politika itu jadi trias koruptika. Lelucon tapi lelucon yg menusuk hati. Itulah realitas kita," paparnya

Ia mengajak masyarakat Indonesia untuk ikut mengawasi tindakan korupsi pejabat ataupun para peserta Pemilu yang nantinya berhasil duduk di pemerintahan.

"Maka pemerintah atau siapapun yang terpilih warga negara wajib ikut mengawasi pemerintah supaya sejalan dengan cita-cita negara kita," katanya. (Asp)

Baca Juga:

Sentimen: positif (66.6%)