Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Rezim Orde Baru
Kab/Kota: Batang, Cijantung
Tokoh Terkait
Isu Keluarga Cendana Damprat Prabowo Subianto Hingga Dituding Pengkhianat Gegara
Keuangan News Jenis Media: Nasional
KNews.id – Prabowo Subianto pernah menjadi bagian dari Keluarga Cendana pada zaman Orde Baru.
Ia merupakan menantu Presiden Soeharto, yang menikahi Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto.
Sampai pada suatu masa terjadi peristiwa kelam dalam sejarah, tepatnya pada 1998. Di mana kerusuhan terjadi untuk menentang kepempimpinan Soeharto saat itu.
The Smiling General yang telah berkuasa selama kurang lebih 32 tahun, dituntut oleh rakyatnya sendiri untuk lengser dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia. Tuntutan itu digalang mahasiswa melalui sebuah aksi demonstrasi.
Dorongan publik yang begitu luas pun menjadi detik-detik berakhirnya masa kepemimpinan Soeharto dan Orde Baru. Rupanya aksi mahasiswa itu kian memanas hingga menyebabkan politik keamanan semakin terancam. Demonstrasi pun dalam sekejap berubah kerusuhan.
Bahkan, saat itu para mahasiswa sebagai peserta aksi demonstrasi berhasil menduduki gedung DPR/MPR.
Aparat keamanan pun mengambil tindakan tegas dengan menembaki pendemo, hingga memakan korban jiwa. Dalam buku “Prabowo dari Cijantung Bergerak ke Istana” karya Femi Adi Soempeno, disebutkan bahwa saat itu Prabowo menjabat sebagai panglima Kostrad.
Saat para mahasiswa menguasai gedung DPR/MPR itu lah, pria yang kini mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia itu dipanggil ke Cendana. Ia dimintai keterangan oleh salah satu anak Soeharto yang tak disebutkan namanya.
Prabowo ditanya perihal tindakan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) jika mahasiswa terus-terusan berdemo. Prabowo pun meresponnya dengan memberikan dua kemungkinan besar.
Pertama presiden mesti mengundurkan diri, sedangkan yang kedua presiden harus melakukan sedikit kompromi dan ada perubahan ke arah reformasi.
Jawaban pria yang kini berusia 72 tahun itu pun membuat anak Soeharto naik pitam. Ia dianggap pengkhianat oleh keluarga Cendana. Terlebih, Prabowo juga sebelumnya melakukan pertemuan dengan B.J. Habibie setelah kerusuhan Mei 1998.
Keluarga Cendana menuding pertemuan antara Prabowo dan Habibie dilakukan dalam rangka menyusun rencana menjatuhkan Soeharto. Padahal menurut pengakuan Prabowo sendiri, pertemuan itu dilakukan untuk membicarakan solusi terbaik demi menenangkan kekerasan yang terjadi di jalanan.
Ia beralasan, tak mungkin dirinya ingin menjungkalkan Soeharto. Apalagi ia juga merupakan bagian dari pemerintahan Soeharto. Justru akan ada keuntungan bagi dirinya ketika Soeharto lebih lama menjabat. Salah satunya diuntungkan secara karier militer.
Dirinya bahkan bisa meraih bintang 4 dengan menjadi panglima ABRI saat itu. Untuk itulah menurutnya tak mungkin dirinya yang menyulut kerusuhan demi menjatuhkan Soeharto.
Prabowo dituduh khianati keluarga Cendana
Sehari sebelum pengumuman pengunduran diri Soeharto, tepatnya pada 20 Mei 1998, ada rencana aksi sejuta orang di Monas yang digalang Amien Rais. Prabowo dan Kivlan Zen melakukan manuver untuk menggagalkan aksi tersebut. Kivlan Zen pun mengerahkan segala kemampuan yang ada saat itu.
Mulai dari mengerahkan tank, panser, hingga memerintahkan pasukannya membawa senjata untuk menghalau massa. Pasukan pun diberi lampu hijau untuk menindak tegas siapapun yang memaksa masuk Monas. Beruntungnya, aksi sejuta orang itu urung dilaksanakan.
Selepas Maghrib, Prabowo mendatangi Habibie. Prabowo mengabarkan, kemungkinan besar Soeharto akan turun. Setelah itu, Prabowo yang masih mengenakan seragam loreng beranjak ke kediaman Soeharto di Jalan Cendana.
Sesampainya di sana, tak ada pujian yang ia dapat lantaran berhasil menggagalkan aksi sejuta orang di Monas. Justru tampak di hadapannya, Soeharto tengah duduk bersama anak-anaknya di sebuah ruang keluarga. Bahkan Wiranto pun sudah hadir pula di sana.
Seketika Prabowo malah didamprat oleh anak Soeharto. Bahkan, Siti Hutami Endang Adiningsih alias Mamiek Soeharto menunjuk-nunjuk batang hidung Prabowo. Mamiek menyebut Prabowo sebagai pengkhianat. Pria yang lahir pada 17 Oktober 1951 itu pun lekas keluar dari kediaman mertuanya. Sementara di luar, ia menantikan penjelasan.
Namun, istri Prabowo saat itu, Titiek Soeharto hanya bisa menangis. Prabowo pun kemudian memutuskan untuk pulang lantaran tak juga ditemui oleh pihak Keluarga Cendana saat itu. Soeharto pun meminta Wiranto untuk mengeluarkan Prabowo dari pasukan.
Hubungannya kekeluargaan pun menjadi kian memburuk. Akhirnya, Prabowo cerai dengan Titiek Soeharto. Bahkan ketika Soeharto jatuh sakit, Prabowo tak menjenguk mantan mertuanya itu. Ia diketahui berada di Yordania saat itu.
Sedangkan karier militernya pun harus terhenti ketika Soeharto lengser. Ia dipecat oleh Dewan Kehormatan Perwira. (Zs/Ops)Sentimen: negatif (100%)