Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Ketua DPD RI Kecam Zulhas yang Dianggap Lecehkan Syariat Islam Demi Dukung Prabowo
Rilis.id Jenis Media: Nasional
RILISID, Jakarta — Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengecam materi pidato Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) yang menggunakan analogi syariat Islam dalam salat sebagai bahan candaan.
Menurut LaNyalla, olok-olok atau candaan terhadap syariat dalam ibadah salat sangat tidak pantas, dan melecehkan ibadah utama umat Islam. Menurutnya, apa yang dilakukan Menteri Perdagangan RI itu adalah bentuk fanatisme buta yang melampaui batas, demi mendukung paslon dalam Pilpres 2024.
“Ini bukan saja offside, tapi sudah menimbulkan kegaduhan di masyarakat bawah. Apalagi kita selama ini sudah punya rambu-rambu terkait materi yang menyangkut suku, agama, ras dan antar golongan. Komika saja, yang jelas niatnya melawak, dipidana, apalagi politisi,” kata LaNyalla dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/12/2023).
Ia mengaku mendapat banyak sekali aspirasi, masukan dan saran dari masyarakat di akar rumput serta serta sejumlah tokoh. Mereka, kata dia, mengecam apa yang dilakukan Zulkifli Hasan tersebut, setelah video rekaman pidatonya viral di media sosial.
“Masyarakat di bawah dan sejumlah tokoh jadi geram melihat itu. Saya maklum, karena hal itu sudah masuk ke ranah yang sangat privat dalam ibadah Umat Islam. Apalagi perintah salat itu satu-satunya perintah yang disampaikan secara langsung oleh Allah SWT kepada Rasul Muhammad dalam Isra’ Mi’raj. Ini ibadah yang paling utama,” tegasnya.
“Mengolok-olok dengan sebutan buruk kepada seseorang atau kelompok saja dilarang di dalam Alquran. Apalagi mengolok-olok ritual ibadah salat, meskipun sebagai candaan,” imbuhnya.
LaNyalla menganggap fenomena olok-olok dan cemooh atau candaan terhadap agama, terutama Islam di Indonesia yang belakangan ini semakin marak di media sosial, adalah dampak dari kemenangan faham materialisme atas idealisme dan spiritualisme.
“Ini menurut saya dampak dari perubahan konstitusi dan sistem bernegara di Indonesia, yang semakin liberal, individualistis dan penghambaan ekonomi kapitalistik. Karena memang kita sudah meninggalkan Pancasila sebagai identitas Konstitusi yang telah diubah total di tahun 1999 hingga 2002 itu,” ucapnya.
Karena itu, ia berulang kali menyampaikan bahwa pemilihan presiden langsung memang bukan budaya dan tradisi Indonesia, tapi adopsi dari sistem barat yang individualis. Sehingga mengubah karakter bangsa Indonesia yang sebenarnya bangsa yang guyub dan komunal.
“Ini bisa kita lihat, dalam pemilihan ketua di organisasi apapun, termasuk partai, yang dilakukan melalui perwakilan. Bukan dipilih langsung oleh semua anggotanya secara langsung,” pungkasnya.
Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan beredarnya video yang menampilkan pidato Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Dalam pidatonya, Zulhas menggambarkan bahwa saat ini ada kelompok masyarakat yang menjalankan salat tidak berani melafalkan amin begitu imam selesai membaca Surat Al Fatihah. Selain itu, mereka juga tidak menjulurkan satu telunjuk jari saat tasyahud, karena khawatir dikira mendukung paslon lain.
“Ini karena saking cintanya kepada Pak Prabowo,” kata Zulhas dalam video tersebut. (*)
Sentimen: negatif (98.3%)