Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Semarang, Jati, Yogyakarta
Tokoh Terkait
PDIP Tegaskan Jateng Masih Kandang Banteng, Tak Bisa Dikalahkan Politik Uang
Merahputih.com Jenis Media: News
MerahPutih.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menegaskan Jawa Tengah (Jateng) masih menadi kandang Banteng. Sehingga tidak bisa dikalahkan dengan adanya praktik politik uang, hingga operasi bantuan sosial (Bansos) dalam Pemilu 2024.
Hal itu disampaikan Hasto saat ditanya awak media mengenai menjaga basis suara di Jateng, kala mendampingi istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti, melakukan safari politik di Kampung Jawi, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (17/12).
Baca Juga:
Ikuti Kejuaraan Maraton, Sekjen PDIP: Dukung Komitmen Gerak Cepat Ganjar
Hasto mengatakan, bahwa jajaran calon anggota legislatif partainya sudah turun di tengah masyarakat. Sehingga hal itu sudah memperkokoh kekuatan menjaga basis suara.
"Ya ini kan basis PDI Perjuangan. Ini karena emosional bonding. Karena kerja kerakyatan. Seluruh anggota calon legislatif mereka turun selama lima tahun mereka sudah ada di tengah rakyat. Sehingga hubungannya sangat kuat. Tidak bisa dikalahkan dengan money politic, operasi bansos, dan sebagainya," kata Hasto.
Di sisi lain, Hasto mengaku pihaknya sudah bertemu dengan jajaran Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud di wilayah Jateng. Mereka mengaku memang telah mendapatkan perlakuan intimidasi.
Menurutnya, hal itu terjadi diduga karena adanya agenda memaksakan kemenangan satu putaran dari kompetitor Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.
"Kami memang bertemu dengan jajaran TPD Ganjar-mahfun, PDIP, Perindo, Janura, PPP memang banyak intiidasi. Bahkan tiba-tiba ada Pj Kepala Daerah yang sebenarnya berprestasi tiba-tiba diganti. sehingga memang banyak penyalahgunaan kekuasaan karena ada agenda untuk menang 1 putaran dengan segala cara," tuturnya.
Baca Juga:
Respons PDIP soal 70 Baliho Ganjar-Mahfud Hilang
Dalam kesempatan ini, politikus asal Yogyakarta ini juga menyoroti gaya politik calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang disebutnya telah terungkap wataknya usai debat perdana Pilpres kemarin.
"Dengan debat kemaren terbukti bahwa pak Prabowo menampilkan jati dirinya yang selama ini mencoba ditutup-tutupi dengan marah, emosional bahkan kemudian mengatakan aspek etika yang seharusnya itu melandasi kekuasaan oleh pak Prabowo dikatakan etika Ndasmu," ujarnya.
Lebih lanjut, Hasto mengatakan, dengan adanya pernyataan Prabowo soal 'Ndasmu Etik' justru bagi masyarakat Jateng telah mengungkap jika sosok Menteri Pertahanan itu bukan karakter pemimpin yang baik.
"Itu menandakan ada persoalan serius terkait dengan aspek psikologis, ini bukan saya yang berbicara ini para pakar psikolog para ahli-ahli psikologi berbicara sperti itu sehingga ketika pak Prabowo berbicara etika Ndasmu ini menjadi suatu gerakan harus balik bahwa rakyat ternyata sadar bapak Prabowo bukan pak Jokowi," tutup Hasto. (Pon)
Baca Juga:
PDIP Dorong Pembentukan Komite Independen Terkait Pemilu 2024
Sentimen: positif (48.5%)