Sentimen
Positif (80%)
18 Des 2023 : 09.17
Informasi Tambahan

Event: vaksinasi

Institusi: Universitas Indonesia, MUI, UNAIR, Universitas Airlangga

Kab/Kota: Tangerang, Surabaya, Jabodetabek

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

Covid-19 Naik Lagi, Apa yang akan Dilakukan Pemerintah?

18 Des 2023 : 16.17 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Covid-19 Naik Lagi, Apa yang akan Dilakukan Pemerintah?

PIKIRAN RAKYAT - Kasus Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 15 Desember 2023 pukul 16.00 WIB, total kasus aktif mencapai 1.721, pasien yang sembuh 112, kasus terkonfirmasi 336, dan 2 kasus meninggal dunia.

Menanggapi meningkatnya kasus Covid-19 di Tanah Air, Kemenkes merilis Surat Edaran tentang Peningkatan Kewaspadaan terhadap Lonjakan Kasus Covid-19. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi memastikan, peningkatan kasus itu tak diikuti dengan peningkatan rawat inap dan kematian.

"Kasus Covid-19 kali ini didominasi oleh subvarian EG.5 yang merupakan turunan dari varian Omicron dan masuk dalam kategori Variants of Interest (VoI) atau varian yang memiliki mutasi genetik yang diprediksi dapat memengaruhi karakteristik klinis virus," tuturnya, Kamis, 14 Desember 2023.

Menurutnya, karakteristik subvarian tersebut dapat menyebabkan peningkatan kasus dan menghindari kekebalan, sehingga lebih mudah menginfeksi tetapi tak ada perubahan tingkat keparahan. "Namun adanya mobilisasi masyarakat saat libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 dapat berpotensi terhadap lonjakan kasus Covid-19."

Tak perlu khawatir

Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga Surabaya Windhu Purnomo mengatakan, kehadiran Covid-19 subvarian Omicron EG.5 di Indonesia tak perlu terlalu dikhawatirkan masyarakat.

"Karena subvarian ini memiliki tingkat keparahan yang rendah," tutur dia, Jumat.

Gejala yang muncul pada kasus Omicron EG.5 semakin ringan, bahkan sebagian besar menurutnya tanpa gejala.

"Meski ada peningkatan kasus, tapi tidak ada tekanan berlebihan pada fasilitas layanan kesehatan di rumah sakit," kata dia, "ketersediaan ruang isolasi masih di bawah 60 persen, belum mencapai angka kritis seperti pada kasus sebelumnya."

Dia menilai, saat ini vaksinasi dan edukasi kepada masyarakat ihwal virus tersebut masih penting, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga mesti menjadi budaya yang diterapkan secara konsisten.

Petugas mengepel lantai dengan disinfektan di gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline Jabodetabek, Stasiun Juanda, Jakarta, Jumat, 15 Desember 2023.

"Tapi pembatasan perjalanan tidak lagi diperlukan," katanya.

Menurutnya, pemerintah mesti terus melakukan monitoring rumah sakit untuk mempersiapkan mitigasi lebih lanjut. Lalu apa yang akan dilakukan pemerintah menyikapi peningkatan kasus Covid-19?

Presiden Joko Widodo menyebut, pemerintah belum memutuskan untuk mengimbau masyarakat menggunakan masker di tengah meningkatnya kasus Covid-19 menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2024.

"Belum sampai ke sana (imbauan menggunakan masker). Selalu diikuti dan diamati oleh Menteri Kesehatan dan jajaran," tuturnya di Jakarta, Jumat.

Amati perkembangan

Jokowi mengungkapkan, pihaknya sudah memerintahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk mengikuti dan mengamati secara detail perkembangan Covid-19 kali ini.

"Ya sampai saat ini masih terus diikuti dan diamati terus," tutur eks Gubernur DKI Jakarta itu.

Sebelumnya, Budi Gunadi Sadikin mengungkap awal mula datangnya kasus Omicron EG.5. "Datangnya dari mana? Terutama dari perjalanan luar negeri. Kenyataannya varian ini penularannya cepat, tapi fatality-nya sangat rendah," katanya di Jakarta, Kamis.

Subvarian Omicron EG.1 dan EG.5, tuturnya, sudah berhasil diidentifikasi masuk Indonesia melalui pelaku perjalanan luar negeri yang pulang dari negara tetangga. Subvarian EG memiliki ciri penyebaran yang cepat, tetapi risiko kematian yang rendah.

"Itu sebabnya yang masuk rumah sakit dan sampai meninggal sangat sedikit," ucap dia, "kalaupun ada, sebenarnya meninggalnya bukan karena Covid-19, karena penyakit lain, tapi begitu dites ternyata positif."

Tes PCR

Budi Gunadi mengimbau, para pelaku perjalanan luar negeri yang kembali ke Indonesia melakukan tes PCR, terutama bagi yang bergejala. Selain itu, masyarakat berisiko tinggi atau yang aktif melakukan perjalanan luar negeri, melengkapi dosis vaksinasi Covid-19 dengan booster.

Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR di Kantor MUI Kota Tangerang, Banten, Jumat 10 Juni 2022.

"Sehingga kalau datang lagi, bisa mengurangi keparahan dari penyakit tersebut. Mumpung vaksinnya masih ada," ucapnya.

Dia juga mengimbau masyarakat yang sedang flu menggunakan masker selama beraktivitas guna mencegah penularan.

"Kalau merasa batuk atau tetangga ada yang batuk-batuk atau ke luar negeri, tidak ada salahnya konservatif sedikit pakai masker untuk mengurangi risiko," tutur dia, seperti dilaporkan Antara.

Warga menggunakan masker saat berjalan di Jakarta, Jumat, 8 November 2023.

Senada dengan Menteri Kesehatan, Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia Prof. Dr. R. Budi Haryanto, SKM, M.Kes, M.Sc, mengungkapkan pentingnya mengenakan masker bagi yang bergejala mirip gejala Covid-19.

"Kemudian bagi mereka-mereka yang rentan, ya. Seperti orang tua, ibu hamil, anak-anak kecil, kalau di tempat umum, sebaiknya juga menggunakan masker gitu," tuturnya, Kamis.

Kata dia, pencegahan menjadi penting dalam pengendalian penyakit. Apalagi bergejala flu mirip Covid-19, jangan berkumpul dengan banyak orang. "Di rumah dulu lah, sampai sembuh, baru kemudian silakan keluar dengan menggunakan masker," kata dia, "karena habis sembuh dan masih gejala itu sebenarnya virusnya juga bisa menularkan."***

Sentimen: positif (80%)