Andre Rosiade menilai Anies tidak mampu mempraktikkan apa yang diucapkannya.

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Pernyataan Anies Baswedan soal penjunjungan etika dan ketidaktahanan Prabowo Subianto sebagai oposisi saat debat capres perdana di KPU berbalas tanggapan deras dari politikus Gerindra, salah satunya Andre Rosiade.

Andre Rosiade mengingatkan bahwa Anies hampir tidak pernah menjadi oposisi. Dia mengungkit perjalanan politik Anies mulai dari keikutsertaan di konvensi Partai Demokrat, menjadi juru bicara kampanye Jokowi-JK, hingga menteri pendidikan RI.

Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Sumatera Barat itu juga mengungkit jasa besar Gerindra atas majunya Anies di Pilgub DKI Jakarta 2017. Dia pun kecewa ketika tahu Anies bersedia diusung NasDem di Pilpres tanpa memberi tahu Gerindra terlebih dahulu.

Bicara Fenomena Orang Dalam, Anies: Orang Tak Berprestasi Dapat Posisi

“Tanpa pamit, mas Anies tiba-tiba deklarasi bersama NasDem. Itulah yang menunjukkan bahwa Anies Baswedan tidak pernah oposisi. Bergabung dengan NasDem, partai pendukung pemerintah yang bukan oposisi juga, lalu mempertanyakan pak Prabowo yang pernah 10 tahun jadi oposisi,” kata Andre Rosiade dalam program Dua Sisi yang ditayangkan tvOne, disitat pada Minggu (17/12).

Andre kemudian berpesan kepada Anies untuk tidak merasa paling memahami soal etika, terutama dalam berpolitik.

“Intinya, ini soal adab. Jangan sampai kita menguliahi orang soal etika tapi seperti menepuk air didulang terpercik muka sendiri,” pungkas Ketua DPD Gerindra Sumbar itu.

Sebelumnya, Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menyinggung langkah Prabowo Subianto bergabung dengan pemerintah usai kalah Pilpres 2019. Dia menganggap Ketua Umum Gerindra itu tidak tahan menjadi oposisi karena sulit menjalankan bisnis ketika berada di luar kekuasaan.

“Oposisi itu penting dan sama-sama terhormat. Sayangnya, tidak semua orang tahan untuk menjadi oposisi, seperti disampaikan pak Prabowo, pak Prabowo tidak tahan menjadi oposisi,” kata Anies dalam acara debat capres di Gedung KPU RI, Selasa (12/12).

“Beliau saja menyampaikan bahwa tidak berada dalam kekuasaan membuat tidak bisa berbisnis, tidak bisa berusaha, karena itu harus ada dalam kekuasaan,” terus eks Gubernur DKI Jakarta itu.