Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Beijing, Washington
Tokoh Terkait
Janet Yellen Tiba-Tiba Warning China, Ada Apa?
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen tiba-tiba me-warning China. Ia menyerukan agar Beijing beralih dari "pendekatan kebijakan ekonomi berbasis negara" dengan mengatakan bahwa hal ini dapat membuat investor enggan.
"Peran yang terlalu kuat dari badan usaha milik negara (BUMN) dapat menghambat pertumbuhan dan peran aparat keamanan yang berlebihan dapat menghalangi investasi," katanya di depan jamuan makan malam peringatan "50 tahun Dewan Bisnis AS-China" di Washington, Kamis malam waktu setempat, dilansir AFP Jumat (15/12/2023).
Komentar Yellen datang di tengah keluhan perusahaan-perusahaan AS soal lingkungan bisnis yang tidak adil di China. Di mana, perlindungan terhadap kekayaan intelektual sangat terbatas sementara perlakuan istimewa diberikan kepada pesaing asal dalam negeri.
Kekhawatiran ini diperburuk tahun ini dengan adanya tindakan keras terhadap perusahaan konsultan AS yang beroperasi di negara tersebut. Yellen sendiri mengatakan AS ingin mendorong terciptanya lingkungan bisnis yang lebih dapat diprediksi dan "persaingan yang setara".
Mengutip survei anggota Dewan Bisnis AS-China baru-baru ini, Yellen mengatakan sebenarnya perusahaan-perusahaan AS sedang mempertimbangkan kembali rencana investasi di sana. Ia mengatakan hal ini harus menjadi perhatian Beijing.
Memang, berdasarkan survei tahun 2023, terdapat lebih banyak perusahaan AS mengisyaratkan rencana untuk memindahkan sebagian operasinya ke luar negeri. Ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sejak tahun 2016.
"Sudah terlalu lama, pekerja dan perusahaan Amerika tidak mampu bersaing secara setara dengan pekerja dan perusahaan di China," tambah Yellen.
"RRC menerapkan praktik ekonomi yang tidak adil, mulai dari alat non-pasar, hingga hambatan akses bagi perusahaan asing, hingga tindakan koersif terhadap perusahaan Amerika," jelasnya lagi.
Di sisi lain, Yellen juga memaparkan prioritas hubungan ekonomi AS-China tahun depan. Ia menekankan bahwa hubungan antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia akan terus menghadapi tantangan.
"Kami berusaha untuk tidak menyelesaikan semua perselisihan kami atau menghindari semua guncangan. Ini sama sekali tidak realistis," katanya.
Pada bulan November, Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping mengadakan pertemuan puncak secara langsung. Mereka sepakat untuk memulihkan komunikasi militer.
Pada jamuan makan malam, duta besar kedua negara membaca surat dari Biden dan Xi. Biden mencatat bahwa komunitas global mengharapkan kerja sama AS-China dalam isu-isu seperti perubahan iklim sedangkan Xi mencatat "masa depan yang menjanjikan" untuk kerja sama ekonomi yang lebih besar.
[-]
-
Wah! Sri Mulyani Temui Wanita Terkuat AS, Bahas Nasib Dunia(sef/sef)
Sentimen: negatif (88.3%)