Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: mayat, HAM, penembakan
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Debat Memanas Singgung Tragedi 1998, Prabowo ke Ganjar : Jangan di Politisasi
Keuangan News Jenis Media: Nasional
KNews.id – Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menanyakan terkait isu Hak Asasi Manusia (HAM) ke capres nomor urut 2, Prabowo Subianto saat sesi tanya jawab debat Pilpres 2024.
Pada kesempatannya, Ganjar Pranowo membagikan data kasus pelanggaran HAM terberat di Indonesia, termasuk peristiwa penculikan aktivis 1998 yang isunya melekat pada Prabowo Subianto.
“Ada 12 kasus pelanggaran HAM berat mulai dari 65, penembakan misterius, penghilangan paksa, Talangsari, sampai Wamena,” ujar Ganjar Pranowo.
“Pada 2009, DPR sudah mengeluarkan 4 rekomendasi kepada presiden, pertama membentuk pengadilan HAM ad hoc, kedua menemukan 13 korban penghilangan paksa, ketiga memberikan kompensasi dan pemulihan, dan keempat meratifikasi konvensi anti penghilangan paksa sebagai upaya pencegahan,” sambungnya.
Adapun mantan Gubernur Jawa Tengah itu menayakan dua pertanyaan kepada Prabowo.
Pertama, apakah bapak akan membuat pengadilan HAM? Kedua, apakah bapak akan membereskan rekomendasi DPR.
Kedua, di luar sana banyak ibu-ibu menunggu apakah bapak bisa membantu menemukan kuburan yang hilang agar mereka bisa berziarah,” tanya Ganjar.
Sontak, situasi debat mulai memanas ketika Menteri Pertahanan itu mulai menjawab.
“Saya sudah menjawab berkali-kali, tiap 5 tahun kalo polling saya naik, ditanya lagi soal itu,” sahut Prabowo.
Kemudian, Prabowo pun menyinggung soal data orang hilang di DKI Jakarta.
“Bapak tau data nggak? bapak tanya ke Kapolda taun ini berapa yang hilang di DKI, ada mayat ditemukan baru berapa hari kemudian, come on Mas Ganjar,” kata Prabowo.
Dengan lantang, Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan dirinya membela HAM.
“Jadi saya tadi katakan, saya merasa bahwa saya yang sangat keras membela HAM. Nyatanya, orang-orang yang dulu ditahan, yang katanya saya culik, sekarang ada di pihak saya, membela saya,” kata Prabowo sambil menunjukkan para aktivis 1998 yang hadir. (Zs/Klt.Com)
Sentimen: negatif (98.8%)