Sentimen
Netral (66%)
13 Des 2023 : 19.20
Informasi Tambahan

Event: Rezim Orde Baru

Kab/Kota: Surabaya

Dulu Jual Air Minum di Stasiun, Siapa Sangka Sosok Ini Menjelma Jadi KSAD dan Terpilih Wapres!

14 Des 2023 : 02.20 Views 3

iNews.id iNews.id Jenis Media: Nasional

Dulu Jual Air Minum di Stasiun, Siapa Sangka Sosok Ini Menjelma Jadi KSAD dan Terpilih Wapres!

JAKARTA, iNews.id - “Jangankan konsultasi dengan Pak Harto, dengan saya saja tidak,” kata Try Sutrisno.

“Saya tidak bisa menunjuk siapa yang memulai, tapi kepala staf sospol ABRI suatu hari melapor kepada saya bahwa rapat staf Mabes ABRI memutuskan saya menjadi calon ABRI untuk jabatan Wakil Presiden.”

Ucapan Try Sutrisno itu diungkapkan kepada jurnalis kawakan Salim Said dalam sebuah wawancara pada 3 Juli 2012. Cerita seputar pencalonan jenderal kelahiran Surabaya itu sebagai Wapres RI tertera dalam buku Said, 'Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto’.

Terpilihnya Try memang ‘unik’. Menurut Salim, pencalonan Try diumumkan Kasospol ABRI Letjen TNI Harsudiono Hartas tanpa sebelumnya berkonsultasi dengan Presiden Soeharto. Ini tentu melawan kelaziman karena biasanya penguasa Cendana lebih dahulu menyebut cawapres pilihannya. Lebih aneh, Hartas bahkan tidak meminta persetujuan Try.

Mengapa demikian? Versi Hartas, ABRI mendorong Try untuk maju karena ada dua calon menonjol saat itu. Satu lainnya yakni BJ Habibie. Namun Soeharto di kediamannya, Jalan Cendana, Jakarta Pusat, berujar “Tempat Habibie di bidang teknologi.”

Kalimat inilah yang lantas ditafsirkan Hartas bahwa penguasa Orde Baru itu setuju Try menjadi pendampingnya. Terlebih, lulusan Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad) 1959 ini juga pernah menjadi ajudan Soeharto (1974-1978). Namun jalan takdir memang akhirnya menulis Try ke tampuk kekuasaan.

“Majelis Permusyawaratan Rakyat masa bakti 1992 -1997 melalui Sidang Umum pada tahun 1993 akhirnya memilih Try Sutrisno menjadi Wakil Presiden RI mendampingi Presiden HM Soeharto,” tulis Puspen TNI dalam laman resmi mereka dikutip Rabu (13/12/2023).

Jual Air Minum hingga Tobang

Jumat, 15 November 1935, menjelang isya. Tangis jabang bayi memecah keheningan malam di Genteng Bandar Lor, Surabaya. Orok merah dari Rahim Mardhiyeh itu tak pelak disambut sukacita seluruh keluarga, tak terkecuali sang ayah, Soebandi. Itulah momen ketika Try Sutrisno lahir.

Try nama aslinya tertulis Tri merupakan anak ketiga. Sebelumnya Mardhiyeh melahirkan dua anak perempuan. Si sulung diberi nama Siti Asma dan kedua Suhara. Bila nama Try merujuk anak ketiga, Sutrisno berarti gabungan dari Su (lebih) dan trisno (cinta).

“Nama itu diberikan kedua orang tuanya dengan harapan agar bayi yang lahir kelak bisa menjadi manusia yang lebih cinta kepada Allah, orang tua dan sesama,” tulis buku biografi berjudul ‘Jenderal TNI Try Sutrisno, Sosok Arek Suroboyo’ terbitan Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarahad  dikutip Rabu (13/12/2023). 

Try Sutrisno secara fisik tumbuh dan berkembang pesat serta sehat. Perawakannya tinggi tegap, di atas rata-rata teman sebayanya. Dia dididik bersikap jujur, disiplin dan tegas oleh ayahnya. Tidak mengherankan jika kepemimpinannya terlihat menonjol.

Editor : Donald Karouw

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel:


Sentimen: netral (66.6%)