Sentimen
Positif (99%)
12 Des 2023 : 22.43
Informasi Tambahan

Institusi: UNAIR

Kab/Kota: Surabaya

Pakar Sebut Kualitas Komunikasi Gibran Rakabuming Makin Baik

13 Des 2023 : 05.43 Views 2

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Politik

Pakar Sebut Kualitas Komunikasi Gibran Rakabuming Makin Baik

Surabaya (beritajatim.com) – Pakar Komunikasi Stikosa AWS E. Rizky Wulandari menyebut kualitas komunikasi Gibran Rakabuming Raka makin baik. Gaya komunikasi cawapres Prabowo itu dinilai jauh lebih terbuka dan terampil, baik itu verbal maupun non verbal.

“Mungkin kita masih ingat saat dia muncul di depan publik pertama kali, saat dikenalkan Presiden Joko Widodo,” kata Kiky, ditulis Jumat (24/11/2023).

Saat itu, kata dia, Gibran terkesan enggan muncul di depan publik. Pernyataannya cenderung emosional lantaran dituding tidak mendukung langkah ayahnya, Presiden Jokowi, saat pemilihan presiden.

BACA JUGA:TPD Surabaya: Pembangunan IKN Langkah Pemerataan Pembangunan

Gibran juga lebih protektif dengan memunculkan pernyataan-pernyataan kurang terukur. Masih beruntung, saat itu masyarakat cenderung penasaran, ingin tahu lebih detail sosok-sosok dalam keluarga Jokowi.

“Mungkin dari sisi usia, saat itu Gibran masih sangat muda. Dia juga lebih aktif sebagai pebisnis yang kerap menggunakan komunikasi efektif dan efisien,” terang Kiky.

Kini, lanjutnya, Gibran sudah memasuki tahap penguatan public speaking. Setidaknya ada pertumbuhan signifikan dari sisi kejelasan komunikasi, yakni teknik penyampaian ide atau pesan secara jelas dan terstruktur.

“Gibran relatif sudah menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh audiens. Mungkin karena sudah melibatkan konsultan? Saya nggak ngerti. Dulu dia sempat nyeletuk begitu di sebuah acara televisi,” katanya sambil tersenyum.

Yang jelas, kata Kiky, kekuatan public speaking berperan penting dalam panggung politik. Diharapkan, hal itu mampu mendorong audiens agar terpengaruh, termotivasi, tergerak, atau setidaknya tertarik.

“Lewat teknik yang benar, public speaking membuat kita bisa mendapat perhatian. Sehingga ada ketertarikan, atau mempertahankan minat audiens,” tegasnya.

Dari pengamatan terhadap sosok Gibran, mulai dari pertemuan dengan Prabowo Subianto saat deklarasi, pendaftaran di KPU, bertemu awak media saat tes kesehatan, hingga pengundian nomor urut capres dan cawapres, Gibran kini lebih tenang dan lebih terbuka.

“Ia memiliki keterampilan verbal dan nonverbal cukup baik. Kalaupun ada persoalan lebih pada sisi intonasi dan volume suara. Juga gerak tubuh dan ekspresi wajah yang kurang mendukung pesan yang disampaikan,” kata Kiky.

Beruntung, Gibran adalah tokoh publik yang secara karakter sudah lekat di media massa sejak 2014. Orang akhirnya cenderung maklum.

BACA JUGA:Akademisi Unair: Butuh Langkah Konkret Lawan Manipulasi Politik

“Gibran datang bertemu wartawan untuk klarifikasi soal ijazah, ini langkah yang bagus. Tak banyak politisi kita mau melakukan klarifikasi secara terbuka. Dukungan pernyataan dari juru bicara Gibran, Emil Dardak, makin memperjelas proses klarifikasi,” papar Kiky.

Meski harus diakui, proses klarifikasi ini bukan langkah mudah. Karena audience cenderung percaya pada narasi dan narasumber yang lekat dengan perspektif, sudut pandang, dan keyakinan yang dimiliki sejak awal.

Catatan lain yang harus dilakukan Gibran, kata Kiky, adalah penguasaan masalah. Kiky percaya, kemampuan komunikasi yang baik harus didukung referensi yang kuat. Gibran juga perlu memperkuat performance saat bicara di depan publik lewat ekspresi yang kuat, selaras dengan narasi yang disampaikan.

“Kepercayaan diri sangat dibutuhkan dalam public speaking. Bagaimana ia tampil dengan penuh percaya diri di depan audiens, tetap tenang saat diserang, tak gampang lupa daratan saat menerima pujian, tetap mengendalikan situasi dalam kondisi apapun,” kata Kiky.

Sebagai tokoh publik yang aktif bersosial media, Gibran harusnya terbiasa dengan segala umpan balik. Selanjutnya tinggal penguatan perkembangan kualitas komunikasi secara berkelanjutan, komitmen untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan.

“Gibran juga perlu menjaga relevansi pesan,” ingat Kiky.

Karena, lanjutnya, public speaking dalam sebuah kegiatan politik tidak bisa tidak mengarah pada target membangun keterhubungan dengan pemilih dan calon pemilih.

“Jadi tidak hanya citra dan reputasi. Tapi harapan audiens yang wajib dipenuhi,” tutupnya. (Ipl/Aje)


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks


Sentimen: positif (99.4%)