Oleh : Tarmidzi Yusuf – Kolumnis

KNews.id – Saat ini di kampung-kampung beredar isu. Kalau pasangan nomor urut 1, AMIN (Anies-Muhaimin) menang Pilpres 2024 Program Keluarga Harapan atau PKH tidak dilanjutkan.

Isu yang beredar tersebut sengaja dihembuskan oleh pihak tertentu untuk mendegradasi pasangan Anies-Muhaimin. Isu tidak mencerminkan fakta.

Justru sebaliknya. Bukan saja program PKH dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) akan dilanjutkan melainkan ditambah seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus.

Hal itu telah calon presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan buktikan ketika mengemban amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017-2022. Program KJP andalan Jokowi tidak saja diteruskan Gubernur Anies Baswedan melainkan ditingkatkan manfaatnya menjadi KJP Plus.

Di era Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan memperbaharui KJP dengan KJP Plus. Pembaruan ini memberikan manfaat lebih luas bagi penerima, termasuk peserta kejar paket, madrasah, dan kursus. Untuk keluarga tidak mampu KJP Plus juga bisa diuangkan. Penerima KJP Plus bisa menarik tunai dana per bulan untuk semua jenjang pendidikan. Anak-anak putus sekolah yang akan mengambil keterampilan atau paket A, B dan C juga mendapat KJP Plus.

Dalam visi misi AMIN 8 jalan perubahan dengan fokus bidang manusia disebutkan tentang penguatan keluarga. Demikian pula arah kebijakan AMIN 2024-2029 tentang program pengentasan kemiskinan. Pasangan nomor urut 1, Anies-Muhaimin akan menambah bantuan sosial seperti PKH. Bukan dihentikan malah ditambah manfaat bagi penerima PKH.

Sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, sejak tahun 2007 Pemerintah Indone­sia telah melaksanakan PKH. Program Perlindungan Sosial yang juga dikenal di dunia internasional dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) ini terbukti cukup berhasil dalam menanggulangi kemiskinan yang dihadapi di beberapa negara terutama masalah kemiskinan kronis.

PKH diberikan untuk membantu masyarakat tidak mampu khususnya dalam aspek kesejahteraan, pendidikan dan kesehatan.  (Zs/NRS)