Sentimen
Netral (50%)
7 Des 2023 : 01.45
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Paris

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

OECD Rilis Tes Kemampuan Matematika, Membaca dan Sains Remaja di 81 Negara, Ini Hasilnya

7 Des 2023 : 08.45 Views 2

iNews.id iNews.id Jenis Media: Nasional

OECD Rilis Tes Kemampuan Matematika, Membaca dan Sains Remaja di 81 Negara, Ini Hasilnya

PARIS, iNews.id - Survei Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mengungkap penurunan kemampuan matematika dan membaca di kalangan remaja. Survei yang dirilis pada Selasa (5/12/2023) itu dilakukan terhadap para siswa usia 15 tahun atau setara sekolah menengah di 81 negara.

Organisasi yang berkantor pusat di Paris, Prancis, itu mengungkap penurunan kemampuan paling parah sejak 2000. Pada tahun tersebut OECD memulai survei kemampuan membaca, matematika, dan sains pada remaja berusia 15 tahun.

Hampir 700.000 remaja mengikuti tes selama 2 jam yang dilakukan pada 2022. Pesertanya adalah remaja dari 38 negara anggota OECD, sebagian besar negara berkembang, dan 44 negara non-anggota.

Dalam tes tersebut kinerja membaca turun rata-rata 10 poin di negara-negara anggota OECD dibandingkan dengan tes terakhir pada 2018. Selain itu pada kemampuan matematika turun 15 poin.

Jerman, Islandia, Belanda, Norwegia, dan Polandia mengalami penurunan tajam untuk nilai matematika. Namun secara keseluruhan setengah lebih dari 81 negara yang disurvei mengalami penurunan yang bvervariasi.

Secara keseluruhan, 1 dari 4 anak berusia 15 tahun memiliki kinerja rendah dalam matematika, membaca, dan sains. Ini berarti mereka tidak menguasai algoritma dasar atau memahami teks sederhana.

Direktur Pendidikan OECD Andreas Schleicher mengatakan, pandemi Covid-19 merupakan salah satu penyebab penurunan kemampuan remaja.

“Covid mungkin memainkan peran tertentu, tapi saya tidak akan melebih-lebihkan,” kata Schleicher, dikutip dari Reuters.

Faktor lain yakni sepertinya menjadi pemicu utama, lanjut dia, adalah masalah struktural. Dia menilai, jika masalah itu tak segera ditangani akan menjadi ciri permanen dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu, Schleicher menegaskan masalah ini harus ditanggapi secara serius oleh para pembuat kebijakan.

Sementara itu negara-negara yang memberikan bantuan tambahan kepada guru selama penutupan sekolah akibat pandemi mendapat skor lebih baik.

Editor : Anton Suhartono

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel:

Sentimen: netral (50%)