Sentimen
Positif (97%)
6 Des 2023 : 14.23
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tangerang, Cengkareng, Angke, Kamal, Kalideres, Pegadungan, Tegal Alur, Tegal, Semanan

Tokoh Terkait

Sejarah dan Asal-Usul Kalideres

6 Des 2023 : 14.23 Views 3

Okezone.com Okezone.com Jenis Media: Nasional

Sejarah dan Asal-Usul Kalideres

JAKARTA - Kalideres, kecamatan yang terletak di Jakarta Barat, menyimpan sejarah dan asal usul yang kaya akan peristiwa dan perkembangan. Berikut jejak perjalanan Kalideres dari masa lalu hingga saat ini, menggali akar sejarahnya dan menyingkap kisah-kisah yang telah membentuk identitasnya.

Sejarah dan Asal Usul Nama Kalideres

Sejarah nama Kalideres tidak dapat dipisahkan dari pembangunan Kali Mookervaart yang dimulai atas inisiatif Cornelis Vincent Van Mook pada 1681. Aliran air Mookervaaet, yang begitu deras mulai dari Sungai Cisadane hingga Kali Angke, membentuk ciri khas wilayah ini.

Ketika saluran air ini terbentuk, wilayah yang semula didominasi hutan perlahan berubah menjadi lahan garapan dan permukiman penduduk. Kondisi aliran sungai yang deras membuat penduduk sekitar menyebutnya sebagai Kalideres.

Pada masa lalu, Kali Mookervaart bukan hanya menjadi sumber kehidupan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, mancing, dan mengairi persawahan. Masyarakat Tionghoa peranakan juga menjadikan kali ini sebagai tempat untuk kegiatan tradisi, terutama perlombaan perahu naga yang dilaksanakan setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek.

Pada saat itu, akhir Kali Mookervaart masih bersih dan deras, menciptakan lingkungan yang ideal untuk kegiatan tradisional dan kebersamaan masyarakat. Pada 1920, dalam dokumen Pertanahan, nama Kalideres pertama kali dicantumkan untuk tanah di sekitar Kali Mookervaart.

Sejak saat itu, nama Kalideres menjadi bagian integral dari identitas wilayah ini, dan terus bertahan hingga saat ini.

Transformasi Kalideres

Awalnya, wilayah kecamatan Kalideres merupakan bagian dari Kabupaten Tangerang, kemudian menjadi bagian dari Kecamatan Cengkareng. Pada 18 Desember tahun 1990, Presiden Soeharto melalui peraturan pemerintah nomor 60 tahun 1990 menjadikan wilayah Kalideres sebagai kecamatan tersendiri.

Kecamatan ini terdiri atas lima kelurahan, yaitu Kelurahan Kamal, Kelurahan Tegal Alur, Kelurahan Pegadungan, Kelurahan Kalideres, dan Kelurahan Semanan. Menurut data tahun 2020, penduduk Kalideres mencapai 438.777 jiwa, dengan kepadatan penduduk mencapai 14.514 jiwa per kilometer persegi.

Namun, seiring berjalan waktu, fungsi Kali Mookervaart mengalami perubahan. Air sungai yang dulu deras dan jernih kini menghitam dan tercemar, baik oleh cemaran dari pemukiman penduduk maupun dari pabrik-pabrik di sekitar sungai. Aliran air yang dahulu menjadi tempat tradisi dan kehidupan sehari-hari kini melambat, menciptakan tantangan baru terkait lingkungan dan keberlanjutan.

Follow Berita Okezone di Google News

Dalam menghadapi tantangan lingkungan, Kalideres perlu mengambil langkah-langkah untuk memulihkan keberlanjutan Kali Mookervaart dan menjaga keaslian tradisi lokal. Pemukiman penduduk dan industri di sekitar sungai perlu bekerja sama untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Selain itu, penting juga untuk melibatkan masyarakat dalam upaya pelestarian dan pengembangan wilayah. Meskipun perubahan kondisi alam dan lingkungan menjadi tantangan, Kalideres memiliki potensi untuk menjadi model pembangunan berkelanjutan di Jakarta Barat.

Dengan melibatkan penduduk, pemerintah, dan sektor swasta, Kalideres dapat mencapai keseimbangan antara perkembangan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan pelestarian nilai-nilai budaya.

Itulah sejarah dan asal usul Kalideres, cerminan perjalanan panjang dari sungai yang jernih hingga menjadi kecamatan modern dengan dinamika perkembangan yang kompleks.

Sentimen: positif (97%)