Sentimen
Negatif (99%)
3 Des 2023 : 08.52
Informasi Tambahan

Event: Rezim Orde Baru

Kasus: nepotisme, korupsi

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Bersama "AMIN" Segera Kita Siap Wujudkan Reformasi Jilid 2

3 Des 2023 : 08.52 Views 2

Keuangan News Keuangan News Jenis Media: Nasional

Bersama "AMIN" Segera Kita Siap Wujudkan Reformasi Jilid 2

KNews.id – Pada tahun 1998 Orde Baru tumbang. Tepatnya ditumbangkan. Rakyat dan mahasiswa mendesak Presiden Soeharto mundur. Dengan legawa dan jiwa kenegarawan yang dimiliki, akhirnya Soeharto mundur. Lalu, Soeharto menyerahkan kepemimpinan negara kepada B.J. Habibie.

Mengapa Soeharto harus ditumbangkan? Dari pertanyaan ini kita akan tahu motif dan semangat mengapa rakyat menumbangkan Soeharto.

Pertama, Soeharto terlalu lama memimpin. 32 tahun. Rakyat jenuh dan bosan. Rakyat ingin ada sesuatu yang baru. Fresh dan muda. Sebuah pembaharuan dan perubahan. Ini psikologi yang normal, wajar dan sehat. Karena itu, harus ada pergantian. Pemilu demi pemilu tidak berhasil menciptakan pergantian presiden. Satu-satunya jalan yang terpaksa harus ditempuh adalah menumbangkan Orde Baru. Meski ongkos sosial, ekonomi dan politiknya cukup mahal dan besar.

Kedua, era Orde Baru rakyat merasa tertekan. Demokrasi terintimidasi. Rakyat bungkam dan tidak berani bersuara lantang. Dengan tumbangnya Orde Baru, rakyat ingin ada kebebasan bersuara dan mengungkapkan pendapat.

Ketiga, era Soeharto, korupsi cukup besar. Gaji pegawai kecil, dan korupsi ada dimana-mana. Ada di semua lembaga dan institusi pemerintahan.

Keempat, nepotisme di era Orde Baru cukup marak. Keluarga Cendana dan kolega dituduh menguasai secara vulgar alokasi APBN. Mereka mengendalikan perputaran bisnis. Tidak ada yang berani kontrol dan mencegahnya.

Kelima, pemilu tidak jurdil. Hasil pemilu diatur. Golkar selalu menang. PPP dan PDI dibonsai. Rakyat dipaksa untuk memilih Golkar. Maka, Golkar selalu menang karena menjadi partai penguasa. Suasana pemilu mencekam. Jauh dari pesta yang menggembirakan.

Keenam, Orde Baru adalah orde sentralisasi. Semua dikendalikan dari pusat. Pemerintah daerah tidak mendapat bagian yang adil dan proporsional sesuai dengan harapan mereka.

Inilah sebagian alasan mengapa Soeharto dipaksa untuk turun. Setelah turun, lahirlah era reformasi. Kebebasan dibuka dan UUD 1945 pun diamandemen. Bahkan empat kali berturut-turut. 1999, 2000, 2001 dan 2002. Akhir-akhir ini sedang diwacanakan untuk diamandemen lagi. Pro kontra terjadi.

Setelah era reformasi lahir, apakah Indonesia menjadi lebih baik?

Di era Orde Baru korupsi merajalela. Sekarang, tidak kalah merajalelanya. Sulit kita menemukan institusi dan lembaga negara yang tidak korup. Bahkan korupsinya lebih masif. Sampai ada anekdot: “dulu orang korupsi di bawah meja. Sekarang semeja-mejanya ikut dikorupsi”.  (Zs/Ops)

Sentimen: negatif (99.2%)