Malang (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Malang mulai mempertimbangkan membuka kembali Mal yang ada di wilayahnya. Wali Kota Sutiaji mengaku sudah melakukan komunikasi langsung perihal rencana ini kepada Dirjen Kementerian Koordinator (Kemenko) Kemaritiman dan Investasi (Marves) Republik Indonesia (RI).

“Saya sudah telepon ke pak Dirjen untuk minta kelonggaran, misalnya Mal. Ini akan disampaikan ke Menko Marves dan kami juga sampaikan. Kami inginnya secepatnya (di buka) kalau bisa sebelum 30 Agustus,” kata Sutiaji, Rabu, (25/8/2021).

Sutiaji mengatakan, dibalik rencana ini sebagai pemulihan ekonomi. Pengelola mal juga harus berkomitmen menerapkan aturan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang ketat. Sejumlah aturan harus dijalankan dengan serius agar izin pembukaan mal bisa diberikan di Malang.

Persyaratan yang harus dijalankam adalah, pengunjung mal harus berusia 12 tahun ke atas. Menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Wajib wajib chek in dan chek out di pintu masuk untuk pengunjung mal. Dan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 lainnya.

“Kami sampaikan mal bisa dibuka seperti di Surabaya dengan aplikasi PeduliLindungi dan yang masuk ya minimal usia 12 tahun. Jadi tetap ada pembatasan. Di scan dengan aplikasi itu (PeduliLindungi). Mal di Malang sudah menyiapkan itu,” imbuh Sutiaji.

Sementara itu, Director Malang Town Square (Matos), Fifi Trisjanti mengatakan, rencana pembukaan mal terealisasi demi pemulihan ekonomi. Dia berharap rencana ini segera terealisasi. Matos bahkan sudah melakukan simulasi atau ujicoba untuk pembukaan mal.

“Sudah siap sejak 3 minggu lalu. Saya juga sudah kedatangan tamu dari Jakarta saat pak Luhut (Menko Marves) datang. Ia mengecek kesiapan Matos. Ternyata penilaiannya Matos ini sudah lebih dari siap,” tandasnya. [luc/but]

Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks