Sulsel Kerap Jadi Panggung Politik Tiga Capres, Pengamat Sebut Karena Representasi Suara Indonesia Timur

1 Des 2023 : 13.36 Views 3

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Sulsel Kerap Jadi Panggung Politik Tiga Capres, Pengamat Sebut Karena Representasi Suara Indonesia Timur

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Sulsel kerap jadi panggung politik tiga calon presiden yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Ketiga capres telah menggelar jalan sehat di waktu yang berbeda.

Tak hanya jalan sehat, ketiganya juga telah menyampaikan gagasan-gagasannya di forum yang berbeda di Makassar yakni di forum Apeksi, ICMI dan IKA UNM.

Bukan hanya capres, para cawapres yakni Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD juga telah berkunjung ke Sulsel beberapa waktu terakhir. 

Terbaru, Gibran menghadiri jalan sehat satu putaran 2 kilometer pada tanggal 25 November. Lalu besoknya pada tanggal 26, Disusul Ganjar menghadiri jalan sehat perjuangan.

Pengamat politik Unhas Hasbullah menyatakan, ada beberapa hal yang membuat jalan sehat di Makassar sering ramai. 

Pertama, warga suka mencari hadiah. Kedua, adanya dugaan pejabat yang mengakomodir bawahannya, dan partisipasi parpol sudah jelas. 

“Ada orang yang suka mencari hadiah. Saya tidak tahu bagaimana mengawasi ini pak Bawaslu. Yang kedua, orang yang diawasi sama pimpinannya, itu jelas. Apalagi kalau dia semenjak berkuasa, pasti. Yang ketiga adalah parpol. Kalau parpol masih mendingan,” kata Hasrullah dalam diskusi publik dengan media dengan tema terkait urgensi keterbukaan informasi publik oleh Penyelenggara pemilu 2024, Rabu, (29/11/2023).

Dia menyebut Makassar selalu jadi panggung politik memang karena episentrum. Tapi suaranya hanya 6,6 Juta. 

“Saya jawab saja memang episentrum, tapi suaranya cuman 6 juta. Jadi yang dicari bukan jumlah suara tapi bagaimana membranding. Suara Indonesia Timur itu cuman 21 persen. Di Jawa 56-57 persen,” tuturnya.

Selanjutnya, ketidakjelasan dalam menginterpretasi kondisi politik. 

Karena itu kata dia pekerjaan Bawaslu cukup berat dalam melakukan pengawasan.

“Pekerjaan Bawaslu ini cukup njelimet lagi. Karena bagaimana mengidentifikasi pemain bayaran. Itu susah dan menerimanya uang itu sudah terbiasa,” tandasnya. 

Anggota komisioner Bawaslu Sulsel Alamsyah mengatakan bahwa terkait dengan masalah tugas dan kewajiban di Bawaslu sudah di atur dalam undang-undang yang memiliki dua tugas diantaranya pencegahan dan penindakan tapi lebih mengedepankan pencegahan.

"Kami sampaikan bahwa sejak tanggal 28 November Bawaslu akan bekerja 75 hari ke depan akan mengawasi peserta pemilu untuk betul taat patuh dan aturan yang telah disepakati dalam melakukan kampanye," katanya.

Adapun soal pengawasan kampanye kata Alamsyah saat ini Bawaslu Sulsel terhitung  tanggal 29 November pihaknya belum temukan dan belum menerima laporan pelanggaran yang masuk dari masyarakat akan tetapi pihaknya telah mengeluarkan 9 himbauan.

"Namun terkait masalah kampanye  saat ini masih kondusif dan Bawaslu harus lebih pro aktif dalam masa kampanye karena kita di bawaslu lebih konsen di pengawasan kampanye," ujarnya.

Alamsyah juga menyampaikan jika pihaknya telah membentuk tim pengawasan kampanye bahkan sudah membuat posko pengawasan yang sudah disumpah bekerja di hari kalender yang akan bekerja 24 jam untuk mengantisipasi agar tidak bias sehingga profesionalisme tim di kabupaten kota sangat di harapkan dalam melakukan pengawasan.

"Mereka dilantik bukan bekerja di hari kerja namun tim pengawas pemilu bekerja setiap hari dalam melakukan pengawasan tahapan masa kampanye peserta pemilu," paparnya. (selfi/fajar)

Sentimen: positif (88.9%)