Sentimen
Positif (48%)
1 Des 2023 : 05.34
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Hasanuddin

Dihadiri Mertuanya Luhut Pandjaitan, Maruli Simanjuntak Resmi Dilantik sebagai KSAD, Punya Tugas Penting Menjaga Netralitas TNI

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

1 Des 2023 : 05.34
Dihadiri Mertuanya Luhut Pandjaitan, Maruli Simanjuntak Resmi Dilantik sebagai KSAD, Punya Tugas Penting Menjaga Netralitas TNI


FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah mengambil langkah besar dengan mengangkat Jenderal Maruli Simanjuntak sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). 

Hal tersebut disebut-sebut sebagai sebuah keputusan yang daoat menciptakan sorotan tajam terkait netralitas TNI, terutama dalam konteks Pemilu 2024. 

Fokus perhatian tertuju pada hubungan keluarga Jenderal Maruli yang menjadi poin sorotan.

Jenderal Maruli Simanjuntak, sebelumnya menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), secara resmi menggantikan Agus Subiyanto sebagai KSAD. 

Namun, langkah ini langsung menimbulkan debat dan diskusi intens mengenai netralitas TNI, terutama karena hubungannya sebagai menantu Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sukri Tamma mengatakan, publik harus melihat hal tersebut secara objektif. 

"Kita harus melihat ini dalam kerangka yang lebih objektif, bagaimanapun juga Jenderal Maruli Simanjuntak ini menantunya pak Luhut," ujar Sukri kepada fajar.co.id, Rabu (29/11/2023). 

Sukri melihat, pelantikan Maruli sebagai KASAD yang diwarnai kehadiran Luhut merupakan sebuah peristiwa penting. 

Mengingat, Luhut merupakan seorang mantan Jenderal yang terakhir kali menjabat sebagai Dankodiklatad pada 1997-1998.

"Tentu saja sebagai sebuah peristiwa yang penting, apalagi pak Luhut juga mantan Jenderal, tentu hal seperti ini salah satu pencapaian tertinggi dalam profesi ketentaraan, apalagi di angkatan darat adalah tantangan yang sangat luar biasa," Sukri menuturkan. 

Kehadiran Luhut, kata Sukri, harus dibaca oleh publik dalam konteks keluarga yang menghadiri sebuah acara yang terbilang sakral. 

"Ketika hadir, saya kira mesti dibaca dalam kerangka keluarga menghadiri," ucapnya. 

Meskipun, dikatakan Sukri, ada banyak isu-isu yang mengaitkan dengan penguasa hingga menyinggung terkait dengan netralitas. 

"Tentu memang ada banyak isu-isu yang mengaitkan dengan penguasa, berbicara tentang aspek netralitas atau bicara tentang mempersiapkan semua infrastruktur yang bisa mendukung dan seterusnya," tukasnya. 

Lebih jauh, Sukri membeberkan publik akan menangkap kehadiran Luhut pada pelantikan itu ada kaitannya dengan upaya cawe-cawe Politik. 

"Orang akan menangkap, selama ini Luhut dianggap sangat dekat dengan Jokowi. Kehadiran ini kemudian menjadi salah satu yang mungkin ada kaitannya dengan upaya cawe-cawe politik," imbuhnya.

Menurut Sukri, hal tersebut masih terbilang jauh jika dikaitkan dengan upaya cawe-cawe Politik. 

"Saya kira ini masih agak jauh, memang ini yang kemudian harus diperhatikan dan harus dijaga karena bagaimanapun juga, selalu ada godaan besar untuk kemudian para penguasa memanfaatkan kekuasaan tersebut," tukasnya. 

"Termasuk kemudian menggerakkan infrastruktur yang dikontrolnya atau dikuasainya," sambung dia.

Dituturkan Sukri, seorang Presiden memiliki posisi tertinggi dan kewenangan atas semua angkatan. Termasuk di antaranya Polri. 

"Tentunya punya akses untuk menggerakkan semua termasuk KASAD. Sehingga kalau misalnya ada sikap-sikap politik misaalnya pak Jokowi yang barangkali punya kepentingan dengan itu, ya bisa jadi ada potensi pergerakan," bebernya.

Tambahnya, pada posisi tersebut Jokowi akan diuji apakah menjadi seorang negarawan yang baik atau tidak dalam menjaga netralitas. 

"Di sinilah sebenarnya ujiannya, apakah pak jokowi bisa menjadi seorang negarawan yang baik, yang kemudian bisa menjaga kenetralitasan, termasuk kemudian kehadiran Luhut pada acara itu yang mestinya juga dijadikan pembuktian," tuturnya.

Bukan hanya ajang pembuktian bagi Jokowi, kata Sukri, namun juga bagi seorang Luhut yang selama ini selalu menggaungkan netralitas.

"Kan selama ini pak Luhut juga bilang harus netral. Angkatan darat sejak awal ketika panglima TNI juga dilantik, netralitas menjadi penting. Mudah-mudahan kita berharap pelantikan ini juga merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat isu-isu TNI untuk menjaga netralitas dalam hal ini khususnya angkatan darat," kuncinya. 

(Muhsin/fajar)

Sentimen: positif (48.5%)