FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut perputaran uang tahun ini minim. Itu diungkapkan setelah mendengar keluhan dari pelaku usaha.

Orang nomor satu itu mengaku pelaku usaha mengeluhkan padanya soal perputaran uang yang kering. Menanggapi itu, eks Sekretaris Badan Usaha Milik Negara, Muhammad Said Didu menyinggung APBN yang digunakan bayar utang.

Didu mengingatkan Jokowi, ada empat alasan mengapa perputaran uang mengering di tahun 2023. Salah satunya karena utang.

“Bapak Presiden yang terhormat, uang makin kering karena satu, sekitar Rp 1.000 trilyun APBN bapak gubakan untuk bayar utang,” kata Didu dikutip dari
unggahannya di X, Kamis (30/11/2023).

Alasan kedua, kata Didu, alasannya juga karena bayar utang. Keungungan BUMN yang ratusan triliun mesti dialihkan ke sana.

“Sekitar Rp500 trilyun laba BUMN untuk bayar utang karena proyek infrastruktur,” jalasnya.

APBN dan laba BUNN yang lebih 1.000 triliun itu pun tidak berputar di masyarakat.

“Ketiga, sekitar Rp 1.000 trilyun dana masyarakat tersedot ke utang,” ujarnya.

Selain itu, Didu mengatakan belakangan ini inflasi parah. Harga-harga naik sehingga daya beli masyarakat rendah.

“Dompet rakyat makin kosong karena harga-harga naik,” tandasnya.
(Arya/Fajar)