AS Hengkang, China Jadi Masuk Hilirisasi Batu Bara RI
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan, pasca hengkangnya perusahaan asal Amerika Serikat (AS) dari proyek hilirisasi batu bara dalam negeri yakni perusahaan petrokimia Air Products and Chemical Inc., pemerintah terus membuka kesempatan bagi investor asing untuk bisa melanjutkan proyek tersebut.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan bahwa saat ini pemerintah terus mencari investor yang cocok untuk melakukan hilirisasi batu bara dalam negeri salah satunya dari negara China.
Adapun negara lain seperti Amerika Serikat dan Afrika Selatan juga memiliki teknologi dalam melakukan hilirisadi batu bara dalam negeri.
"Secara teknologi kan yang saya tahu adanya di Amerika Serikat, sama dulu ada di Afrika Selatan, ada tuh Sasol (pabrik konversi batu bara Afrika Selatan). Tapi sekarang China juga udah punya hal seperti itu," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Maka itu, Dadan mengatakan saat ini Indonesia membuka kesempatan pada investor asing yang memiliki teknologi hilirisasi batu bara yang memadai untuk bisa mengembangkan program hilirisasi batu bara dalam negeri.
"Kita basisnya itu terbuka, investasi terbuka untuk siapapun yang bisa berikan manfaat lebih saja untuk negara dan itu basisnya kan business-to-business antara perusahaan nasional yang melakukan kerja sama," tambah Dadan.
Saat ini perusahaan pertambangan batu bara dalam negeri juga terus berupaya dalam mencari investor agar bisa menjalankan program hilirisasi batu bara di Tanah Air.
"Tapi upaya-upaya ini terus jalan misal PTBA, KPC, Arutmin, Berau, Kideco Jaya Agung. Itu sekarang lagi berupaya melakukan itu (hilirisasi). Kenapa, karena kebijakan pemerintah ESDM aturannya adalah untuk peraturan pertambangan itu harus ada hilirsasinya ya," tandasnya.
Sebelumnya, Plt. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Suswantono menyatakan, bahwa untuk mendukung hilirisasi batubara, pemerintah menyediakan tiga insentif bagi perusahaan yang berkomitmen untuk melakukan hilirisasi batubara.
Insentif itu diantaranya: Pertama, pengurangan tarif royalti batubara khusus untuk gasifikasi batubara hingga 0%. Kedua, pengaturan harga batu bara khusus untuk meningkatkan nilai tambah (gasifikasi) yang dilaksanakan di mulut tambang.
"Insentif ketiga ialah masa berlaku Izin Usaha Pertambangan batubara yang dikhususkan pada batubara untuk gasifikasi diberikan sesuai dengan umur ekonomis industri gasifikasi batubara," terang Bambang seperti dikutip dari website resmi Kementerian ESDM, Jumat (29/8/2023).
Seperti diketahui, program hilirisasi batu bara yang digencarkan Presiden Jokowi hingga kini tak kunjung jalan. Terlebih, ketika perusahaan petrokimia asal AS, yakni Air Products and Chemicals Inc, mundur dari dua proyek gasifikasi batu bara di Indonesia.
Padahal, Presiden Jokowi membanggakan proyek gasifikasi batu bara ini karena bisa menekan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) nasional, dan pada akhirnya bisa menghemat devisa negara.
[-]
-
Perusahaan Jepang Ramai-ramai ke Kantor ESDM, Ada Apa?(pgr/pgr)
Sentimen: positif (78%)