FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Politkus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ferdinand Hutahaean, mendadak menyemprit Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia.

Ferdinand tidak terima dengan pernyataan Bahlil soal warga Papua yang dia minta harus sadar diri atas kebaikan Presiden Jokowi.

"Meski saya orang Batak dan bukan Papua, tapi saya merasa tersinggung bangat dengan omongan Bahlil menteri Jokowi ini," ujar Ferdinand dalam keterangannya di aplikasi X @ferdinand_mpu (23/11/2023).

Menurut Ferdinand, apa yang dikatakan Bahlil tersebut merupakan pelecehan bagi warga Papua.

"Melecehkan sekali," tandasnya.

Blak-blakan, Ferdinand mengatakan warga Papua bisa saja lebih sejahtera dari saat ini jika diperlakukan sebagai tuan di atas tanahnya sendiri.

"Papua harusnya bisa lebih sejahtera andai mereka diperlakukan sebagai tuan atas tanahnya!," kunci Ferdinand.

Sebelumnya, Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia, membuat pernyataan kontroversial yang mengundang banyak komentar dan menjadi perbincangan luas.

Dalam pernyataannya, Bahlil mengatakan bahwa warga Papua harus sadar diri akan kebaikan yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi.

Pernyataan tersebut sontak mencuat di media sosial dan mendapatkan berbagai tanggapan.

Sejumlah pihak menilai pernyataan Bahlil kontroversial dan merendahkan warga Papua.

Beberapa tokoh masyarakat dan aktivis hak asasi manusia mengkritik pernyataan tersebut, menyebutnya sebagai sikap yang kurang menghormati dan mengesampingkan hak warga Papua.

Sejumlah politisi juga ikut memberikan tanggapannya. Beberapa dari mereka menyatakan bahwa penilaian terhadap kebijakan pemerintah harus bersifat obyektif dan tidak seharusnya dihubungkan dengan identitas suku atau daerah.

Menteri Bahlil Lahadalia sendiri belum memberikan klarifikasi atau tanggapan lanjutan terkait kontroversi yang timbul akibat pernyataannya.

Namun, pernyataan ini memperlihatkan bagaimana isu-isu identitas dan perbedaan daerah dapat memicu perdebatan di tengah masyarakat.

Peristiwa ini akan terus dipantau perkembangannya, mengingat pentingnya menjaga dialog yang terbuka dan menghormati keragaman pendapat dalam dinamika kehidupan berbangsa.

(Muhsin/fajar)