Sentimen
Negatif (86%)
23 Nov 2023 : 09.43
Informasi Tambahan

Institusi: UGM

Kab/Kota: Yogyakarta

Kasus: korupsi

Partai Terkait

Nasdem : Kami Tidak Bisa di Jegal, Banyak Larangan Kegiatan Anies

23 Nov 2023 : 09.43 Views 2

Keuangan News Keuangan News Jenis Media: Nasional

Nasdem : Kami Tidak Bisa di Jegal, Banyak Larangan Kegiatan Anies

Knews.id – Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem Teuku Taufiqulhadi merespons pelarangan aktivitas calon presiden Anies Baswedan. Termasuk upaya mencegah Anies mencalonkan diri sebagai presiden di Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.

“Bukankah kita semua tahu bahwa ada upaya sebelumnya untuk menjegal Anies agar dia tidak bisa mendaftar sebagai capres,” kata Taufiqulhadi saat dihubungi, pada Ahad, 19 November 2023. Taufiqulhadi mengatakan, penjegalan terhadap Anies dilakukan pihak tertentu dengan memunculkan berbagai tudingan seperti isu korupsi dalam penyelenggaraan Formula-E di Jakarta. “Ternyata itu tidak ada,” tutur dia.

Terbaru adalah larangan kepada Anies menghadiri kuliah umum di Auditorium Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Jumat, 17 November 2023. Pengelola gedung itu diduga meminta anggota panitia supaya Anies tidak dihadirkan.

Acara bertajuk “Finding The Justice Governance Path for the Development of Indonesia: Jakarta Kota Kolaborasi as a Pioneer of Sharing City in Indonesia” itu diinisiasi forum Indonesia Future Bersama Indonesia itu berjalan tanpa bekas Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Padahal, Anies dijadwalkan menjadi pembicara bersama sejumlah narasumber lain, seperti Lars Bo Larsen (Duta Besar Denmark), Lambert Grijne (Duta Besar Belanda), Sulfikar Amir (NTU Singapore), Elisa Sutanudjaja (RUJAK URBAN Studies) dan Tri Mulyani Sunarharum (Pakar Urban Planning UGM).

Dalam catatan Tempo, kegiatan Anies di Gedung Indonesia Menggugat pun sempat dibatalkan. Kegiatan yang digelar Poros Anak Muda Sosial Politika mengirim surat penggunaan gedung pada 27 September 2023. Kegiatan Rapat Koordinasi Change Indonesia bertajuk “Demi Ibu Pertiwi Meluruskan Jalan Demokrasi”.

Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat, pada 2 Oktober 2023 membalas surat itu dengan mengizinkan aktivitas diskusi dijalankan. Keesokan harinya kegiatan peminjaman gedung dibatalkan sehari sebelum acara digelar. Akhir cerita diskusi itu berlangsung di pelataran gedung.

Jauh sebelum itu, Teuku bercerita kegiatan bekas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu di Aceh, sempat dihalangi memperoleh tempat kegiatan. “Kegiatan Anies di Aceh sempat dihalangi dengan menecegah Anies mendapatkan tempat penyenggaraan kegiatan,” katanya. “Juga di UGM.”

Taufiqulhadi menjelaskan, semua rintangan itu sudah dilewati Anies. “Anies tidak bisa mereka jegal,” tutur dia. Anies berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB.

Menanggapi larangan Anies menjadi pembicara di UGM, Ketua Pemenangan Pemilu Partai NasDem Sugeng Suparwoto, mengatakan aparatur negara harus bersifat netral dan objektif. Kampus seharusnya mendukung kegiatan yang bersifat sosialisasi ide dan gagasan. Kampus, kata dia, tidak boleh membuat larangan yang tidak sesuai mekanisme dan tata cara di universitas.

“Kami memprihatinkan larangan itu,” ujar Sugeng, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Ahad, 19 November 2023. Kampus seharusnya memberi wadah dalam memperkuat intelektual para kandidat. Para kandidat itu harus didatangkan di kampus supaya mereka mengemukakan ide dan gagasan.

Sehingga masyarakat bisa tahu kualitas calon pemimpin tersebut. Pengetahuan publik terhadap capres sangat penting. “Biar masyarakat, dalam istilahnya, tidak pilih kucing dalam karung,” ujar dia. Politik, dia berucap, harus dibawa ke ranah rasional. Politik tidak boleh bertaut dengan dimensi emosional. Misalnya suku, agama, ras, dan antargolongan atau SARA. “Hal itu harus dikikis.”

Pemilu 2024 diikuti tiga pasangan calon. Selain Anies-Cak Imin, Ganjar Pranowo-Mahfud Md, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Tiga pasangan itu perlu dibawa ke kampus untuk menyampaikan isi pikiran mereka.

Terutama dalam perspektif tantangan Indonesia ke depan. Sehingga masyarakat bisa mengenal capres-cawapres itu. “Maka masyarakat akan menjadi tahu bagaimana kandidat itu relevan dengan tantangan yang kita hadapi ke depan,” ucap anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat itu.

 (Zs/Tmp)

Sentimen: negatif (86.5%)