Sentimen
Positif (100%)
17 Nov 2023 : 10.46

Sembuh, Hapsah Malu-malu Menjawab: Pengen jadi Dokter!

17 Nov 2023 : 10.46 Views 2

Sumutpos.co Sumutpos.co Jenis Media: News

Sembuh, Hapsah Malu-malu Menjawab: Pengen jadi Dokter!
Tak hanya melayani pasien yang menderita sakit katarak, PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, juga melayani beberapa pasien penderita sakit mata di luar sakit katarak. Salahsatunya, Hapsah, gadis cilik asal Tapsel yang mengalami daging tumbuh berbulu di mata kirinya. Setelah dioperasi, gadis cilik itu didapuk memberi kesaksian pada pasien katarak di Medan.

______________

Salahsatu pasien yang telah sembuh dalam Rangkaian Operasi Katarak Gratis 2023 yang digelar PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, adalah Hapsah Siregar, gadis cilik usia 9 tahun, murid kelas 3 SD di Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Gadis 9 tahun itu menjadi satu dari 1.235 orang yang berhasil disembuhkan dalam operasi di RSUD Sipirok. Operasi Katarak Gratis 2023 Tambang Emas Martabe telah berjalan sejak Agustus lalu, diawali di RS Bhayangkara Batangtoru, berlanjut di RSUD Sipirok dan RS Mata Siantar, dan ditutup di Rumah Sakit (RS) Mata Mencirim 77 Medan.
Dari 1.235 orang yang menjalani operasi, sekitar 66% berasal dari Tapanuli Selatan, wilayah operasional Tambang Emas Martabe. Sebanyak 1.310 mata katarak disembuhkan. Jumlah ini melampaui target awal yang ditetapkan sebanyak 1.000 mata.
Hapsah menjadi pasien yang diundang Tambang Emas Martabe untuk memberi kesaksian saat penutupan Operasi Katarak Gratis 2023 di RS Mata Mencirim 77 Medan. Namun karena Hapsah malu-malu, ayahnya Soleh Siregar (35) yang mengawali cerita.
“Awalnya, ada bintik putih di matanya sejak baru lahir. Eh, bintik itu menjadi benjolan yang makin lama makin besar. Meski ada rasa putus asa, tapi saya tetap berharap dan optimis suatu saat benjolan itu bisa diangkat dari mata putri saya,” kata Soleh.
Hapsah sendiri mengaku tidak terlalu kesulitan membaca dan menulis. Tapi agak sulit untuk mengikuti permainan yang membutuhkan pandangan ke sisi kiri.
Kemudian bulan Oktober lalu, seorang saudaranya yang bekerja di RSUD Sipirok, memberi informasi tentang Operasi Katarak Gratis yang dibiayai Tambang Emas Martabe. “Saya pun mendaftarkan putri saya untuk ikut operasi,” kata ayah Hapsah.
Setelah diperiksa tim dokter, ternyata mata Hapsah bukan sakit katarak. Melainkan semacam daging tumbuh di mata kirinya, yang ukurannya bakal terus membesar. “Benjolan itu berbulu. Ukurannya membuat pandangan putri saya jadi terasa janggal, khususnya jika hendak melirik ke kiri,” ucapnya.
Prediksi tim dokter yang memeriksa, benjolan itu sejenis tumor jinak, dan akan semakin berbahaya jika dibiarkan.
Tetapi operasi yang digelar Tambang Emas Martabe ‘kan berjudul katarak? Bagaimana ini? Apakah PTAR bersedia membiayai membiayai operasi pengangkatan benjolan untuk Hapsah?
Ternyata, pihak Tambang Emas Martabe bersedia. “Putri saya pun dioperasi dan benjolannya diangkat. Sekarang, dia masih mengenakan kacamata khusus, tapi sudah mulai bisa melirik ke kiri,” kata Soleh penuh rasa syukur.
Hapsah sendiri mengaku senang telah sembuh dari benjolan berbulu yang tumbuh di mata kirinya. “Iya, senang,” ucap anak pertama dari dua bersaudara ini pelan, sembari memegang erat tangan ayahnya.
Saat ditanya apa cita-citanya setelah sembuh, gadis 9 tahun itu menjawab malu-malu: “Pengen jadi dokter!”
Seluruh pasien, pihak Tambang Emas Martabe, para dokter, dan undangan kontan bertepuk tangan.
“Semoga tercapai yaa!” kata Eko Rore, pembawa acara.
Ayahnya yang terharu dengan kesembuhan Hapsah berkata: “Apa yang kau alami, bukan keterbatasan ya, Nang (panggilan untuk anak perempuan, Red). Tetaplah belajar dan jadilah berguna untuk bangsa dan Negara,” katanya seraya mengelus rambut Hapsah.
“Aminnnn,” kata seluruh hadiri serempak.
Ibu Hapsah, Hotmaida Ritonga (35), mengucapkan terimasih kepada PTAR yang menggelar acara social seperti itu. “Acara begini sangat membantu masyarakat. Terutama bagi yang kurang mampu. Semoga PTAR semakin sukses,” katanya.
Sebagai hadiah, pihak Tambang Emas Martabe melalui Direktur Hubungan Internasional PTAR, Sanny Tjan, menyerahkan paket alat belajar untuk Hapsah.

General Manager Project Development PTAR, K.H. Lim foto bersama Hapsah dan ayahnya, di RS Mencirim 77 Medan, Senin (13/11/2023). (Foto: Dame Ambarita/MetroDaily)

General Manager Project Development, K.H. Lim, menyempatkan diri menyapa Hapsah saat kembali ke kursinya, dan mengatakan senang dengan kesembuhan Hapsah. “Saya juga punya anak perempuan, dan merasa simpati dengan apa yang dialami Hapsah,” kata Lim sembari mengajak Hapsah dan ayahnya berfoto.
Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Ruli Tanio, dalam sambutannya mengatakan Rangkaian Operasi Katarak Gratis telah mengubah hidup ribuan warga Sumatra Utara yang sebelumnya mengalami gangguan penglihatan akibat katarak. Operasi, kata dia, memungkinkan mereka untuk kembali melihat jelas indahnya dunia dan terbebas dari kendala yang menghambat aktivitas sehari-hari.
“Kami bangga menginisiasi program kesehatan yang sudah membantu masyarakat Sumatra Utara. Operasi katarak bukan hanya soal pemulihan penglihatan, melainkan juga memberikan harapan hidup yang lebih berkualitas kepada mereka yang mungkin telah lama menghadapi keterbatasan penglihatan,” ujar Ruli saat seremoni penutupan Rangkaian Operasi Katarak Gratis 2023 di RS Mata Mencirim 77 Medan, Senin (13/11/2023).
Operasi katarak gratis Tambang Emas Martabe sejak pertama kali diadakan pada 2011 hingga saat ini telah menyembuhkan lebih dari 10.000 mata pada sekitar 9.000 orang, juga telah memberikan manfaat tidak langsung bagi puluhan ribu orang, baik dari keluarga pasien sendiri dan masyarakat di sekelilingnya.
Di di RS Mencirim 77 Medan, PTAR juga mengadakan talk show kesehatan bertajuk “Kenali Katarak, Cegah dengan Hidup Sehat” dengan narasumber Direktur RS Mata Mencirim 77 Medan dr. Syarifuddin dan dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Dian Anindita Lubis, SpPD, K-EMD.
Dr Diah mengatakan, katarak biasanya karena faktor keturunan, yang dipercepat oleh sakit diabetes dan darah tinggi. “Katarak kebanyakan memang diidap orang tua. Tetapi semakin banyak, semakin banyak menimpa orang muda karena kurang pergerakan,” katanya.
Jika katarak tidak dioperasi, kondisi penglihatan pasien dapat terus memburuk seiring berjalannya waktu. Katarak yang tidak diobati dapat menyebabkan penglihatan kabur, peningkatan kepekaan terhadap cahaya, sulit melihat di malam hari, dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Untuk menangani katarak, katanya, satu-satunya cara masih melalui operasi. “Obat-obatan tidak akan bisa. Dengan operasi, lapisan katarak disayat dan diangkat agar tidak mengganggu area penglihatan,” katanya.
Lama pemulihan setelah operasi katarak bervariasi untuk setiap individu. Secara umum, pasien akan merasakan perbaikan penglihatan dalam beberapa hari setelah operasi. Namun, pemulihan penuh dan stabil dapat memakan waktu beberapa minggu. Selama masa pemulihan, penting untuk mematuhi instruksi dokter, menggunakan obat tetes mata yang diresepkan, dan menghindari aktivitas fisik yang berat untuk mempercepat proses penyembuhan. Selain itu, perlu dihindari paparan cahaya terang langsung dan debu yang berlebihan. (dame ambarita)

Sentimen: positif (100%)