Sentimen
Positif (98%)
16 Nov 2023 : 06.16
Informasi Tambahan

Agama: Kristen

Institusi: UNAIR, Universitas Airlangga

Kab/Kota: Surabaya

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait
Windhu Purnomo

Windhu Purnomo

Sudah Sesuai Inmendagri dan SKB 4 Menteri

16 Nov 2023 : 13.16 Views 3

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Politik

Sudah Sesuai Inmendagri dan SKB 4 Menteri

Surabaya (beritajatim.com) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meninjau pelaksanaan hari pertama Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di beberapa sekolah untuk memastikan PTM maupun simulasi berjalan sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) dan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri.

Dengan mengendarai sepeda motor, Wali Kota Eri Cahyadi didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo, berkeliling meninjau ke beberapa sekolah. Yakni, SMP 17 Agustus Surabaya, SDN Airlangga I, SMP Kristen YBPK I, SDN Kaliasin I dan SMPN 6 Surabaya.

Tak hanya didampingi Kadispendik Surabaya, pelaksanaan PTM hari pertama ini juga dihadiri Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair), dr Windhu Purnomo serta Pembina Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Jawa Timur, Estiningtyas Nugraheni.

“Tinjauan ke sekolah-sekolah ini untuk memastikan proses PTM itu bisa berjalan sesuai dengan Inmendagri. Dan hari ini tidak sendiri, saya ditemani Prof Windhu, beliau yang memastikan apakah memang di sekolah ini bisa berjalan atau tidak, itu yang pertama,” kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi usai meninjau di SDN Kaliasin 1, Senin (6/9/2021).

Eri menambahkan, bahwa pelaksanaan simulasi ataupun PTM di Kota Pahlawan telah berjalan sesuai Inmendagri dan SKB 4 Menteri. Meski demikian, ia juga mengingatkan Satgas Covid-19 Sekolah agar tak henti-hentinya mengingatkan peserta didik supaya tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan (Prokes).

“Insya Allah sesuai arahan Prof Windhu, Pembelajaran Tatap Muka bisa dilakukan dengan kehati-hatian,” jelasnya.

Pakar Epidemiolog Unair, Prof Windhu Purnomo menjelaskan, saat ini situasi pandemi di Kota Surabaya telah turun ke level 2. Meski kasus Covid-19 di Surabaya turun, ia tak ingin masyarakat lengah dan akhirnya euforia.

“Sudah level 2 dengan positivity rate sekitar 1,6 persen, tidak sampai seminggu turun dari level 3 ke 2. Kalau aman, ya aman, tapi harus terus (Prokes dijaga), Pak Wali bilang jangan euforia. Harus waspada dengan Prokes. Kami berharap bisa langsung Level 1 atau bahkan 0,” kata Prof Windhu.

Karenanya, Prof Windhu meyakini, dengan gotong-royong dan kerjasama pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat, maka pandemi di Surabaya bisa segera terputus. Apalagi, ia menilai, wali kota juga begitu bersemangat dalam menanggulangi pandemi Covid-19.

“Kalau mau kerjasama semua memerangi virus, ya bisalah kita semua. Melihat Pak Wali Kota begitu semangat, maka Insya Allah kita bisa terkendali, sangat membaik,” jelasnya.

Di waktu yang sama, Kepala Dispendik Kota Surabaya, Supomo menyatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi setiap hari kepada 15 lembaga pendidikan jenjang SMP yang telah melaksanakan PTM. Setiap lembaga pendidikan ini diwajibkan mengirimkan video suasana PTM kepada Dispendik Surabaya.

“Kita lakukan evaluasi setiap hari pelaksanaan PTM di Surabaya. Tim dari Dispendik juga setiap hari turun ke sekolah. Selain itu, mereka (pihak sekolah) setiap hari juga wajib mengirimkan video PTM, sebagai bahan evaluasi ke depannya,” kata Supomo.

Supomo menyebut, evaluasi tak hanya dilakukan kepada lembaga pendidikan yang melaksanakan PTM. Tapi, juga berlaku bagi sekolah yang masih melaksanakan simulasi. “Kita evaluasi juga yang melaksanakan simulasi. Baik itu SD atau SMP yang simulasinya berjalan baik, akan ditingkatkan ke PTM,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala SMP 17 Agustus Surabaya, Wiwik Wahyuningsih menambahkan, bahwa tidak mudah untuk menyiapkan PTM di lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Apalagi, pelajar yang mengikuti PTM juga harus melalui persetujuan orang tua.

“Memang untuk PTM ini tidak semudah yang diperkirakan. Kami sendiri sudah berkali-kali melakukan simulasi itu pun tidak mudah, karena komitmen dari orang tua juga harus sanggup antar jemput anaknya,” pungkasnya. [asg/but]


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks


Sentimen: positif (98.4%)