KNews.id – Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan tidak diketahuinya keberadaan Wakil Menteri Hukum dan HAM, Edward Omar Sharif Hiariej, atau dikenal dengan panggilan Eddy, setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh oleh KPK adalah sesuatu yang sangat disayangkan.

Terlebih Menkumham, Yasonna Laoly, ternyata juga tak mengetahuinya. “Padahal kan itu di hari kerja di mana antara menteri dan wakilnya harus tahu saling memantau dan mengawasi karena sudah menjadi kewajiban antara menteri dengan wakilnya,” kata Ujang.

Ujang berharap kasus Harun Masiku yang masih buron hingga kini tak terulang dalam kasus hilangnya Wamenkumham.

“Kami rakyat Indonesia khawatir seperti kasus Harun Masiku yang sengaja dihilangkan agar kasusnya tak terungkap dan melibatkan pihak lain.” “Jadi, jangan sampai kasus ini terjadi lagi pada Eddy yang menghilang dan tak terendus di mana keberadaannya,” ujarnya.

Dia berharap, negara dan hukum tidak dipermainkan oleh para pejabat yang paham akan hukum, terutama Wamenkumham merupakan orang yang paham hukum, apalagi seorang guru besar.

“Seharusnya jika konteksnya sudah tersangka, suka tak suka, senang tak senang ya harus dihadapi dengan berani.” “Jangan sampai kasusnya mirip Harun Masiku yang dihilangkan tanpa jejak dan tak terendus.”

“Kondisi ini justru memperlihatkan bahwa wajah penegakan hukum di Indonesia tak ada harganya, karena negara tak mampu mengendus di mana Harun.”

“Jadi, demi kepentingan bangsa dan negara, semua elit harus saling awasi dan pantau, jangan sampai Eddy dihilangkan tanpa jejak pula agar aman tak terendus dan bisa ditangkap KPK,” katanya. (Zs/Dmkrzy)