Sentimen
Netral (97%)
12 Nov 2023 : 08.56
Informasi Tambahan

Institusi: UNPAD

ELSAM: Keterlibatan Polisi dalam Pemasangan Baliho Prabowo-Gibran adalah Bentuk Kecurangan Pemilu

12 Nov 2023 : 08.56 Views 2

Jitunews.com Jitunews.com Jenis Media: Nasional

ELSAM: Keterlibatan Polisi dalam Pemasangan Baliho Prabowo-Gibran adalah Bentuk Kecurangan Pemilu

11 November 2023 19:11 WIB

Pemasangan Baliho Prabowo-Gibran diduga kuat dilakukan oleh Polisi di Jawa Timu

Prabowo dan Gibran (Jitunews.com/herumuawin)

JAKARTA, JITUNEWS.COM- Dugaan kuat Pemasangan Baliho Prabowo-Gibran yang dilakukan oleh Polisi karena ada instruksi dari atasan menambah panjang masalah baru dalam Pemilu dan Demokrasi di Indonesia.

Dari berbagai informasi menyebutkan Pemasangan Baliho Prabowo-Gibran diduga kuat dilakukan oleh Polisi di Jawa Timur. Hal ini membuktikan terjadinya kondisi ketidaknetralan Polisi dalam proses Pemilu.

Direktur Eksekutif Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) Wahyudi Djafar menegaskan pemasangan Baliho oleh Polisi itu jelas menciderai sikap netral polisi dan merupakan bentuk kecurangan Pemilu.

Terlibatnya Putra Presiden, Netralitas Alat Negara Jadi Pertaruhan dalam Pemilu 2024

Dia menilai dalam negara  demokrasi dan negara hukum, tugas dan fungsi utama polisi adalah menjalankan  penegakkan hukum dan menjaga kemananan ketertiban masyarakat sesuai mandat Konstitusi UUD 1945 dan UU Polri No. 2 Tahun 2002, dan bukan terlibat politik praktis dengan mendukung salah satu kandidat presiden melalui pemasangan Baliho.

Menurutnya dugaan pemasangan baliho oleh polisi semakin menunjukkan bahwa kekuasaan Presiden Jokowi terus menggunakan semua kekuataannya untuk memenangkan anaknya dalam Pemilu 2024.

"Sebelumnya, Baliho dari lawan politik Prabowo-Gibran justru diturunkan oleh aparat keamanan di beberapa tempat seperti di Bali dan lainnya. Lebih parah lagi, intervensi kekuasaaan terjadi dalam ruang hukum melalui drama di Mahkamah Konstitusi terkait dugaan intervensi pada Putusan MK No. 90 tentang Batas Usia Capres-Cawapres,"

Wahyudi menganggap kondisi ini membuat demokrasi dan Pemilu menjadi tidak murni dan tidak sehat karena kekuasaan menggunakan seluruh kekuatan politiknya untuk memenangkan kandidat mereka yakni Prabowo-Gibran dalam Pemilu 2024.

"Pemilu yang tadinya menjadi sarana kompetisi yang sehat dan membahagiakan telah tercederai dan menjadi Pemilu yang menakutkan dan menyeramkan karena kekuasaan menggunakan semua kewenangannya untuk memastikan kemenangannya dalam Pemilu nanti bahkan sebelum Pemilu dimulai," tuturnya.

"Kami menilai seluruh aparat pertahanan dan keamanan wajib untuk bersikap netral dan menjaga Konstitusi dan bukan sebaliknya malah berpihak apalagi diperalat untuk mendukung kandidat tertentu yang justru akan mencederai Pemilu dan Konstitusi itu sendiri," pungkasnya.

Akademisi Unpad: Pencawapresan Gibran Cacat Legitimasi Karena Manuver Inkonstitusional di MK

Sentimen: netral (97.7%)